Apabila makan hendaklah diniatkan buat lebih semangat dalam beribadah, bukan sebab dorongan hawa nafsu semata.
Giat bersiwak (membersihkan/menggosok gigi).
Sungguh-sungguh serta ulet dalam menghafal, tidak kilat jemu.
Jangan sangat banyak makan, apalagi lebih baik lagi jika kerap berpuasa, paling utama hari senin serta kamis.
Giat membaca al-Qur’an sembari memandang al-Qur’an.
Senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan melakukan seluruh perintah-Nya serta menghindari seluruh larangan-Nya, baik ditempat ramai ataupun ditempat sepi .
Imam Syafi’i dalam salah satu gubahannya sempat mengatakan aku sudah mengadukan kepada imam Waqi’, tentang buruknya hafalanku. Kemudian dia berikan nasihat kepada ku supaya meninggalkan seluruh berbagai maksiat, sebab bahwasanya hafal ilmu itu merupakan karunia Alloh, serta karunia Allah itu tidak hendak dihadiahkan kepada orang-orang yang berbuat maksiat”.
Menurut psikologi: Orang yang menghafal sesuatu ilmu wajib dalam keadaan tubuh yang sehat sempurna sehingga saraf-saraf yang terletak di otak dalam kondisi baik serta kuat .
Serta yang tidak kalah berarti buat dicermati supaya hafalan itu benar-benar kokoh serta lengket diotak yakni yakni kerap mengulang-ngulang menghafalnya.
Terdapat pepatah dalam bahasa Arab yang berkata
التكرار يفيد القرار
Artinya :,“Mengulang-ulang itu bisa menjadikan kuat hafalan”.
Mengulang-ulang ataupun bahasa santri nya muthola’ah secara terus-menerus jadi washilah dimudahkannya hafalan seorang. Banyak santri yang berhasil mempraktikkan tata cara ini, dengan ketentuan wajib semangat serta pantang menyerah supaya cepat hafal dan kokoh hafalannya tidak gampang lupa.(*)