RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Putus asa lantaran punya banyak utang dan tak kunjung bisa melunasinya, coba amalkan doa agar bisa melunasi utang yang diajarkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berikut ini.
Persoalan utang memang tak bisa dianggap remeh. Dampaknya luar biasa. Tak hanya di dunia ini, namun juga di akhirat nanti.
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki utang satu dinar atau satu dirham, maka utang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti, karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham,". (HR Ibnu Majah).
Dari hadist di atas sangat jelas seseorang yang tidak membayar utangnya, maka utang tersebut harus diselesaikan di akhirat nanti.
Oleh karena itu, utang harus dilunasi. Namun dalam hidup ini terkadang banyak masalah lain sehingga utang yang ada tidak bisa segera dilunasi meskipun kerja keras telah dilakukan untuk mengumpulkan uang.
Memang jika tidak terpaksa, seseorang dianjurkan untuk tidak berutang. Jika pun terpaksa harus berutang, maka niatkan dari awal untuk melunasinya.
Ingatlah hadist Rasulullah berikut ini, "Siapa yang utang dengan niat membayarnya, Allah Ta'ala akan memudahkan dia membayarnya, siapa niat utang dia tidak membayar, Allah akan persulit ia membayarnya," (HR Ibnu Majah).
Dari hadist tersebut, seseorang yang akan utang maka niatkan untuk membayarnya. Maka Allah Ta'ala akan memudahkan ia untuk membayarnya. Sebaliknya, jika seseorang berutang dengan niat awal yang buruk, yakni tidak akan membayarnya, maka Allah akan mempersulit orang tersebut untuk membayarnya.
Di saat terlilit utang, berdoalah kepada Allah Ta'ala agar utang bisa segera dilunasi. Berdoalah sesuai dengan sunnah, agar doa itu bisa diterima oleh Allah Ta'ala.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan doa agar bisa melunasi utang. Doa agar bisa melunasi utang sesuai sunnah ini dibaca sebelum tidur.
Dalilnya, diceritakan dari Zuhair bin Harb, telah diceritakan dari Jarir, dari Suhail, ia berkata, “Abu Shalih telah memerintahkan kepada kami bila salah seorang di antara kami hendak tidur, hendaklah berbaring di sisi kanan kemudian mengucapkan,
اَللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى، وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَاْلإِنْجِيْلِ وَالْفُرْقَانِ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ. اَللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ اْلآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اِقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ