Kentalnya Aroma Lokal dalam OLBRC 2020

Kamis 10-09-2020,13:15 WIB

KOTA - Kuatnya aroma lokal begitu terasa dalam event Oasis Local Brewer Competition atau OLBRC tahun 2020. Event dengan beragam agenda tersebut, memang membawa misi utama untuk mengangkat barista dan kopi-kopi lokal Pekalongan agar dapat turut terangkat ditengah berkembang dan boomingnya dunia perkopian nasional.

Ada tiga agenda yang dilaksanakan dalam satu hari gelaran OLBRC, Minggu (6/9/2020) lalu di Oasis Coffee Pekalongan. Kompetisi menyeduh dengan metode V60, menjadi event utama yang didukung dua agenda lain yaitu talkshow tentang kopi dan bazar kopi yang lagi-lagi dikhususkan untuk kopi lokal.

"Di Pekalongan, dunia kopi ternyata juga tak kalah dengan kota lainnya. Perkembangan kedai kopi dan antusiasme masyarakat kepada kopi cukup tinggi. Ini yang membuat kami menginisiasi kegiatan OLBRC untuk turut mengangkat kopi lokal dari sisi sumber daya manusia dan terutama kopinya," tutur Founder Oasis Coffee yang juga inisiator OLBRC, Heru Hartono.

Kondisi pandemi Covid-19 yang membatasi arus keluar masuk antar kota, juga memantapkan dirinya yang dibantu para pelaku dunia kopi lainnya untuk mengkhususkan event tersebut dengan tema lokal. Kompetisi menyeduh metode V60 yang menjadi agenda utama, dikhususkan untuk peserta dari Pekalongan. Juga kopi yang digunakan dalam kompetisi, seluruhnya mengandalkan kopi lokal yakni jenis arabika dari origin Petungkriyono.

Kompetisi menyeduh V60, diikuti oleh 18 peserta dari Pekalongan. Mereka terlebih dulu mengikuti babak penyisihan dan dengan sistem tunjuk, peserta terpilih kemudian maju ke babak semi final dan final. Dalam babak final, sistem kompetisi dilakukan dengan metode open service. Mereka juga dinilai oleh juri-juri lokal, diluar dua juri yang khusus didatangkan sekaligus untuk berbagi pengalaman yakni dari Semarang dan dari Limpung, Kabupaten Batang.

Dikatakan Heru, melalui kompetisi V60 tersebut pihaknya juga ingin ada regenerasi barista yang punya kemampuan baik dalam seduh manual. Perkembangan industri dan kedai kopi yang didominasi kopi susu kekinian, menurutnya jangan sampai menghilangkan kemampuan barista dalam melakukan seduh manual.

"Kami ingin ada regenerasi dan menaikkan value barista agar mereka tak hanya bisa membuat kopi susu kekinian saja tapi juga cakap dalam melakukan berbagai metode seduh manual. Karena metode seduh manual juga akan membantu mengangkat kopi lokal Pekalongan. Dalam kompetisi ini, peserta ada yang dari kedai kopi dan ada juga perorangan," tambahnya.

Agenda utama kompetisi V60, juga ditopang dengan agenda lain dengan tujuan yang selaras yakni talkshow kopi dengan tema pembahasan kopi lokal Arabika Petungkriyono. Dalam talkshow, dihadirkan narasumber para pelaku industri kopi lokal mulai dari petani hingga para pemilik kedai kopi.

Menurut Heru, kopi Arabika Petungkriyono sudah lama beredar di pasaran. Namun sebagian besar masih diproses dengan asal-asalan. Sehingga kualitas dan keunggulan kopi tersebut sejauh ini belum terangkat secara optimal. Dari kondisi itu, pihaknya bersama pelaku industri kopi lain mulai menyentuh pemrosesan kopi sejak dari hulu yakni dengan merangkul dan memberikan pengetahuan baru bagi para petani agar sejak dari awal kopi sudah diproses dengan baik sehingga potensi kopi bisa dimunculkan secara maksimal.

"Sebelum ini masih banyak yang asal-asalan. Memproduksi kopi dengan acuan kuantitas bukan kualitas. Melalui talkshow dalam kegiatan ini kami sisipkan berbagai pengetahuan dan informasi terkait proses kopi yang benar. Kami juga terus bergerak dengan mengakomodir dan mendampingi petani hingga memberikan mereka alat pemrosesan kopi sesuai dengan perkembangan teknologi terkini," jelasnya.

OLBRC 2020 dikatakan Heru merupakan agenda perdana. Dia bertekad, bersama para pelaku industri kopi di Pekalongan lainnya akan terus mendorong event tersebut agar rutin dilaksanakan setiap tahunnya. Sehingga upaya mengangkat SDM dan kopi lokal tak berhenti.

Panitia Kegiatan, Ahmad Jawahir menambahkan, OLBRC memang sengaja dihadirkan untk turut masuk dalam gerbong perkembangan dunia kopi yang masih terus bertumbuh. "Saat ini kopi masih hype dimana-mana. Momentum ini kami gunakan untuk turut mengangkat identitas lokal. Karena di Pekalongan juga ada kopi lokal yang memiliki potensi sangat bagus sehingga akan kami angkat dan dorong bersama agar dapat turut tampil sejajar dengan kopi berkualitas dari daerah lainnya," kata Ahmad.

Perkembangan kopi baik industri pemrosesan, penyeduh rumahan hingga kedai-kedai yang terus bermunculan, menurut Ahmad menjadi momentum tepat untuk didorong bersama-sama mengenalkan dan menaikkan value kopi lokal yang memang sudah memiliki modal dasar sebagai kopi yang berkualitas.(nul)

Tags :
Kategori :

Terkait