SEMARANG - Kantor OJK Provinsi Jawa Tengah menilai kinerja Industri Jasa Keuangan di Jawa Tengah sampai November 2023 dalam kondisi stabil, dengan kinerja yang tumbuh positif, likuiditas yang memadai dan tingkat risiko yang terjaga di tengah dinamika kondisi ekonomi global.
Kondisi perekonomian Jawa Tengah yang cukup baik tersebut tidak terlepas dari stabilitas Industri Jasa Keuangan di Jawa Tengah. Hal tersebut terlihat dari indikator penyaluran pembiayaan dan kondisi likuiditas pada Industri Jasa Keuangan yang tumbuh positif.
Perkembangan Sektor Perbankan
Kinerja Perbankan di Jawa Tengah pada November 2023 secara umum terjaga dengan baik dan mengalami peningkatan dibandingkan 2022. Aset Perbankan di Jawa Tengah mencapai Rp513,16 triliun atau tumbuh sebesar 4,05 persen.
Dari sisi penghimpunan dana, dana pihak ketiga (DPK) perbankan di Jawa Tengah mencapai Rp398,64 triliun atau tumbuh sebesar 4,15 persen. Sementara itu, penyaluran kredit di Jawa Tengah mencapai sebesar Rp367,68 triliun atau tumbuh sebesar 6,59 persen.
Fungsi intermediasi berjalan dengan baik, tercermin dari rasio Loan to Deposit (LDR) yang mencapai 92,23 persen.
Tercatat pada November 2023, share penyaluran kredit kepada UMKM mencapai 49,19 persen dan tumbuh sebesar 7,17 persen yoy. Share angka penyaluran kredit tersebut telah melampaui target yang ditetapkan oleh pemerintah agar kredit kepada UMKM dapat mencapai setidaknya 30 persen pada 2024.
Kinerja Sektor IKNB
Pada sektor IKNB, jumlah penyelenggara fintech peer to peer lending berizin OJK hingga Oktober 2023 yaitu sebanyak 101 penyelenggara yang terdiri dari 95 penyelenggaradengan sistem konvensional, dan 7 penyelenggara dengan sistem syariah. Kinerja fintech peer to peer (P2P) Lending pada Oktober 2023 di Jawa Tengah tercatat tumbuh positif.
Outstanding pinjaman mencapai Rp4,39 triliun dan meningkat sebesar 17,56 persen. Pertumbuhan tersebut diikuti dengan risiko kredit yang masih terjaga, hal tersebut ditunjukkan oleh rasio Tingkat Wan Prestasi (TWP 90) sebesar 2,81 persen.
Perusahaan pembiayaan mengalami pertumbuhan penyaluran positif sebesar 6,15 persen yoy setelah terkontraksi selama 2022 dan NPF gross sebesar 2,13 persen membaik dibanding September 2023 sebesar 2,30 persen.
Sementara itu di September 2023, pembiayaan perusahaan modal ventura mengalami kontraksi sebesar -17,21 persen, dengan nilai pembiayaan sebesar Rp1,16 triliun.
Per Oktober 2023, Aset Dana Pensiun tumbuh 9,90 persen yoy mencapai Rp6,44 triliun dan investasi tumbuh 8,43 persen mencapai Rp6,36 triliun.
Pada triwulan 2 2023, premi asuransi di Jawa Tengah tumbuh 1,41 persen mencapai Rp4,79 triliun, sedangkan klaim tumbuh 1,41 persen mencapai Rp3,9 triliun.
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Jawa Tengah sebanyak 111 LKM merupakan yang terbanyak secara nasional. Total Aset LKM Jawa Tengah mencapai Rp634,44 miliar atau sebesar 42,41 persen terhadap share aset LKM Nasional.