“Jadi pada tahun 2019 Mahfud ini kan cawapres hari ini yang tertukar begitu, nah jadi yang membuat itu batal adalah bukan Pak Jokowi. Nah setelah akhirnya cawapres yang tertukar ganti dengan Maruf Amin yang menjaga kehormatan dan tetap menghormati Pak Mahfud dan memberikan kehormatan itu adalah Pak Jokowi lagi dengan menjadikan Menko Polhukam,” ungkapnya.
“Saya mau katakan karena Pak Jokowi itu betul-betul menjaga marwahnya Pak Mahfud setelah sempat terdiam di kafe gak jadi cawapres kan begitu kan,” lanjutnya.
Oleh sebab itu, Qodari menyarankan Mahfud MD tetap bersikap loyal dan juga turut menghormati Presiden Jokowi.
Qodari membandingkan Mahfud dengan eks Politisi PDIP Maruarar Sirait alias Ara yang dijegal di detik-detik saat akan diangkat menjadi menteri, namun sikap Ara tetap loyal dan tegak lurus terhadap Presiden Jokowi.
“Bandingkan dengan Ara Sirait, Ara Sirait waktu tahun 2014 mau jadi menteri kena torpedo juga kan, setelah ditorpedo Ara Sirait tetap loyal kepada Pak Jokowi sampai dengan hari ini bahkan menunjukkan loyalitasnya makin nyata pada hari ini,” katanya.
“Saya kira Pak Mahfud juga ingatlah apa yang terjadi pada Ara Sirait, Ara Sirait ditorpedo dibelain oleh Pak Jokowi dan tetap loyal. Pak Mahfud ditorpedo dibantu diberikan kehormatan oleh Pak Jokowi kalau bisa ya tetap membela gitu dengan caranya sendiri,” ucap Qodari.
Lebih jauh Qodari menuturkan mundurnya diduga karena Mahfud terjebak dalam situasi yang tidak enak dan menjadi canggung sebab menyerang pemerintahan Presiden Jokowi saat debat cawapres kedua, tetapi Qodari meyakini situasi tersebut sebenarnya tidak diinginkan oleh Mahfud.
“Mungkin juga situasi dan kondisinya tidak seperti yang beliau bayangkan tapi saya yakin dalam hatinya sebetulnya Pak Mahfud ini gak mau istilahnya head to head atau berhadapan dan menyerang Pak Jokowi. Dan menurut saya itu kalau dilihat dari sejarah tadi,” paparnya.
“Mungkin gak banyak yang tahu nih saya ceritakan kalau ingat sejarah itu menurut saya Pak Mahfud juga tetap harus menjaga marwahnya Pak Jokowi karena Pak Jokowi ini adalah orang yang mau memberikan kehormatan sangat besar kepada bapak sebagai cawapres dan memberikan kehormatan dan sudah terjadi dan sudah dilakukan adalah dengan Menko Polhukam, itu tolong diingat Pak, tolong diingat Pak Mahfud,” pintanya.
Qodari menerangkan meskipun sudah bukan bagian dari pemerintah, Mahfud MD sebaiknya tidak ikut-ikutan menyerang pemerintahan Presiden Jokowi.
“Ada orang yang baik banget sama beliau itu, tapi beliau ini nyerang-nyerang, walaupun keluar ya jangan nyerang-nyerang lagi, ingat ya. Orang diberikan kehormatan paling besar yang motong Bapak itu bukan Pak Jokowi lho ya tapi orang yang mencalonkan Bapak sekarang. Dan orang yang mengangkat Bapak, diberikan kehormatan sebagai Menko Polhukam adalah orang yang sekarang Bapak mau serang,” ketusnya.
“Jangan lupa itu, saya bela Pak Jokowi,” tukas Qodari. (*)