Kota Santri Masuk Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Nasional

Rabu 08-07-2020,19:28 WIB

KAJEN - Inovasi laboratorium kemiskinan, untuk melakukan pemotretan, pendataan, dan penanganan penduduk miskin yang diterapkan Kabupaten Pekalongan, mampu mengentaskan 70 persen penduduk sasaran, di masing-masing lokasi pemetaan.

Keberhasilan tersebut menjadikan Kabupaten Pekalongan masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Nasional. Dan mengikuti penilaian secara virtual dengan tim Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik), tingkat nasional tahun 2020, Rabu (8/7/2020).

Dalam sesi wawancara dengan tim tingkat nasional yang didominasi para profesor, inovasi yang dilakukan Kota Santri dinilai sangat menginspirasi, karena pemerintah melibatkan peranan langsung masyarakat untuk mengentaskan kemiskinan dengan saling membantu.

Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa inovasi pembentukan laboratorium kemiskinan, untuk masyarakat miskin kota, nelayan pesisir pantai atau buruh, dan masyarakat hutan, sebagai bentuk memetakan, memotret dan mendata.

"Sehingga laboratorium itu melakukan langkah cepat dalam mendata secara valid, kemudian melakukan verifikasi secara faktual, untuk memotret bagaimana kemiskinan yang terjadi, mulai dari nama per nama, kemudian pekerjaan, serta faktor penyebab kemiskinannya," kata bupati.

Lihat postingan ini di Instagram
Sebuah kiriman dibagikan oleh Radar Pekalongan (@radarpekalongan) pada 9 Jul 2020 jam 6:07 PDT

Melalui langkah tersebut, pemerintah menggelontorkan program bekerjasama dengan berbagai stakeholder, kemudian paling besar adalah menumbuhkan partisipasi masyarakat. "Yang kaya menolong yang miskin, yang pandai juga menolong yang miskin, kemudian difasilitasi oleh program pemerintah," tandas Asip.

Dari langkah yang dilakukan selama sekitar 2,5 tahun tersebut, sudah banyak jumlah rumah tangga miskin terangkat, RTLH tertangani, penggunaan jamban meningkat, penduduk dengan penyakit kronis tertangani, penduduk dengan kecacatan tertangani, fasilitas kesehatan mudah dan terjangkau, serta jumlah anak sekolah meningkat melalui program kudu sekolah.

"Secara keseluruhan sasaran dari laboratorium kemiskinan di Kabupaten Pekalongan, mampu mengentaskan sekitar 70 persen. Dan hal ini menjadi penilaian baik dari tim pusat, karena ada dampak nyata secara langsung dan konkrit, karena melibatkan masyarakat secara langsung," jelas bupati.

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler

Terkini