KAJEN - Inovasi laboratorium kemiskinan, untuk melakukan pemotretan, pendataan, dan penanganan penduduk miskin yang diterapkan Kabupaten Pekalongan, mampu mengentaskan 70 persen penduduk sasaran, di masing-masing lokasi pemetaan.
Keberhasilan tersebut menjadikan Kabupaten Pekalongan masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Nasional. Dan mengikuti penilaian secara virtual dengan tim Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik), tingkat nasional tahun 2020, Rabu (8/7/2020).
Dalam sesi wawancara dengan tim tingkat nasional yang didominasi para profesor, inovasi yang dilakukan Kota Santri dinilai sangat menginspirasi, karena pemerintah melibatkan peranan langsung masyarakat untuk mengentaskan kemiskinan dengan saling membantu.
Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa inovasi pembentukan laboratorium kemiskinan, untuk masyarakat miskin kota, nelayan pesisir pantai atau buruh, dan masyarakat hutan, sebagai bentuk memetakan, memotret dan mendata.
"Sehingga laboratorium itu melakukan langkah cepat dalam mendata secara valid, kemudian melakukan verifikasi secara faktual, untuk memotret bagaimana kemiskinan yang terjadi, mulai dari nama per nama, kemudian pekerjaan, serta faktor penyebab kemiskinannya," kata bupati.