Tekan Kematian Ibu dan Bayi, Kepala Puskesmas Harus 'Nginceng Wong Meteng'

Rabu 19-06-2019,14:45 WIB

BATANG - Kepala Puskesmas dan bidan yang ada di Kabupaten Batang, diinstruksikan untuk menekan angka kematian ibu dan bayi.

Bupati Wihaji menggelar halal bi halal dengan jajaran Dinas Kesehatan. (Dok istimewa)

"Kita memang tidak bisa menghentikan takdir kematian, tapi kita harus berikhtiar agar kematian ibu melahirkan dan balita tidak terus bertambah," pinta Bupati Batang, Wihaji pada acara halal bi halal dengan jajaran Dinas Kesehatan di Gedung Korpri Batang, Rabu (19/6/2019).

Bupati Wihaji menjelaskan, untuk menekan angka kematian ibu dan bayi, Kepala Puskesmas dan bidan harus mengawal dan 'nginceng wong meteng'. Hal itu diperlukan guna mengantisipasi kemungkinan adanua penyakit lain atau kelainan pada janin, sehingga bisa ditangani lebih lanjut dengan dirujuk ke Rumah Sakit.

Wihaji juga meminta petugas pelayana kesehatan untuk mengedepankan suasana kebatinan atau psikologis masyarakat. Sehingga masyarakat atau pasien merasa terlayani dengan baik.

"Jangan karena kedatangan saya jadi semunnya baik, tapi ada maupun tidak ada saya pelayanan harus baik dan memahami suasana kebatinan warga," tegas Wihaji.

Kepala Dinas Kabupaten Batang dr Hidayah Basbhet mengatakan, angka kematian ibu tertinggi adalah tahun 2018 lalu, yaitu mencapai 20 orang. Jumlah tersebut harus bisa diturunkan hingga kisaran angka 70 persen.

"Memang tugas berat kita, angka kematian tahun kemarin menjadi juara 1 atau paling tinggi, mudah-mudahan angka kematian Ibu pada tahun ini berhenti diangka kelima," harap Hidayah Basbhet.

Untuk angka kematian balita atau bayi harus kurang dari 7, sedangkan tahun kemarin ada di angka 13, berarti harus turun sampai 7. Kasus balita stunting juga harus kurang dari 20% sedangkan untuk saat ini di Kabupaten Batang balita stunting mencapai 25%.

"Tugas berat kepala Puskesmas maupun bidan untuk ikut menurunkan angka stunting. Bila menemukan bayi baru lahir laki - laki kalau yang lagi kurang dari 48 cm, dan untuk putri kurang dari 47 cm, maka harus ada intervensi agar ibu hanya memberikan ASI eksklusif sampai enam bulan, kemudian setelah itu pendamping ASI," jelas dr Hidayah Bahasbet.

Ditambahkan, tugas bidan juga harus memberikan penjelasan kepada ibu melahirkan agar makan - makanan yang sehat, karena masih banyak di masyarakat kita yang menjalankan mitos-mitos mengkonsumsi makanan yang tidak sehat.

Dijelaskan pula bahwa Dinas Kesehatan menemukan masyarakat yang terkena HIV /AIDS cukup banyak dikarenakan pihaknya mencari semua titik titik Spot, oleh karenanya, harus diturun. Artinya tidak menemukan terus-menerus, atau tidak boleh menemukan kasus baru di tahun berikutnya. (red/hmb)

Tags :
Kategori :

Terkait