Kalau kita baru bisa tenang dan bahagia tatkala mendapat pengakuan atau validasi orang lain, ketenangan dan kebahagiaan itu akan mudah lenyap. Pada akhirnya, kita kerap dirundung perasaan gelisah dan kecewa.
Oleh karena itu, menciptakan ketenangan dan kebahagiaan dari sendiri lebih baik daripada menggantungkannya kepada orang lain.
BACA JUGA:Cara Menjalani Hidup dengan Tenang dan Bahagia Ala Stoik, Mudah Diterapkan Kok!
BACA JUGA:Kenapa Hidup Tidak Pernah Merasa Bahagia? Begini Jawaban dari Dr. Fahruddin Faiz
4. Masih Mengenggam yang Seharusnya Dilepaskan
Terkadang, kita masih saja keras kepala dengan apa yang kita inginkan sehingga kita sulit merasa tenang dan sulit merasa bahagia.
Pada saat tertentu, melepas sesuatu justru membuat kita lebih lega, lebih tenang, dan lebih bahagia. Selain itu, kita juga lebih bisa menikmati hidup.
Mungkin saja, selama ini kita tidak tenang dan tidak bahagia lantaran belum bisa menata harap dan menyesuaikannya dengan kenyataan yang ada.
5. Belum Bisa Menerima Kenyataan
Menerima kenyataan, apalagi kenyataan yang berseberangan dengan apa yang kita inginkan memang membutuhkan waktu. Terkadang, waktu yang dibutuhkan juga tidaklah sebentar, bisa jadi perlahan-lahan.
Akan tetapi, kalau kita bisa ikhlas dan rela menerima kenyataan yang hadir dalam hidup, kita pasti lebih tenang dan lebih bahagia.
Selain itu, cepat atau lambat, kita diminta menyadari, apa yang sudah terjadi, sudah menjadi kenangan yang tidak bisa kita ubah.
Menjadikan segala pengalaman dalam hidup yang sudah terjadi sebagai bagian dari takdir dan skenario Tuhan bisa membuat kita lebih tenang dan lebih bahagia.
Itulah sederet penyebab hidup tidak tenang dan tidak bahagia. Kalau kita sudah tahu apa yang membuat kita tidak tenang dan tidak bahagia, mungkin ada baiknya untuk berbenah. (*)