RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Tanpa sadar orang tua menyogok anak agar termotivasi melakukan sesuatu. Meski sepertinya tujuannya positif untuk memotivasi atau menyemangati anak, namun menyogok anak ternyata adalah cara yang kurang tepat.
Seperti, "Habisin makanannya, nanti mama kasih es krim deh."
Atau, "Kalau kamu bisa rangking 1 akan apa beliin sepeda baru."
Tentang menyogok anak ini, Bunda Elly menjelaskan, "Hal yang terlalu sering kita lakukan tanpa sadar ini, ibarat kita terus-menerus meletakkan wortel di depan kelinci agar kelinci terus melompat. Lalu apa yang terjadi ketika wortel tidak ada lagi?"
Tentu kelinci akan berhenti melompat karena sudah tidak ada hal yang diinginkan bukan?
BACA JUGA:Ternyata Anak Nakal Bisa Jadi Karena Orang Tua! Kok Bisa? Begini Penjelasan Bunda Elly Risman
Begitu halnya saat kita menyogok anak dengan imbalan atau iming-iming tertentu. Saat sudah terbiasa melakukan sesuatu karena ada maunya, maka seterusnya pun akan begitu.
Lalu apa saja dampak dari menyogok anak? Berikut penjelasan Bunda Elly Risman.
Dampak Menyogok Anak untuk Melakukan Sesuatu
Meski awalnya anak terlihat semangat untuk melakukan sesuatu, ternyata menyogok anak juga dapat memberi dampak buruk pada pembentukan karakternya. Seperti yang dijelaskan Bunda Elly Risman berikut ini.
1. Menjadi Kebiasaan hingga Dewasa
Perlu diketahui, menyogok anak atau iming-iming ini akan terus bertambah, baik dari segi jumlah, atau dari segi harga yang lebih mahal. Kita tentu menginginkan hal lebih dari yang sudah pernah kita dapatkan, termasuk juga anak.
Mungkin anak usia 3 tahun masih bisa disogok dengan es krim untuk menghabiskan makanannya. Ketika tantangan atau tanggung jawab semakin berat karena bertambahnya umur maka bayarannya juga semakin besar.