Longsor, Jalan Dua Pedukuhan Dipenuhi Batu dan Pasir

Sabtu 18-04-2020,11:20 WIB

*Akses Jalan Desa masih terputus

BERSIHKAN MATERIAL - Tim Batang Recue ikut kerja bakti bersama warga membersihkan material longsoran di Dukuh Pranten, Bawang, kemarin. Akibat longsor, dua ruas jalan penghubung antar dukuh terputus.

BATANG - Potensi curah hujan tinggi ternyata masih mengancam wilayah atas Kabupaten Batang, seperti wilayah Kecamatan Bawang. Seperti terjadi Jumat (17/4/2020) siang kemarin, hujan deras menyebabkan wilayah atas di Desa Pranten dekat Pegunungan Sipandu longsor hebat. Bahkan, material longsoran terbawa sampai bawah dan membuat dua pedukuhan terdampak cukup parah, yakni Dukuh Sigemplong dan Dukuh Pranten.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang, Ulul Azmi menjelaskan, bencana longsor di Desa Pranten itu dipicu oleh tingginya intensitas curah hujan pada Jumat siang kemarin. Tidak lama, wilayah perbukitan atas longsor dan materialnya ikut terbawa sampai pedukuhan di bawahnya.

"Ada dua dukuh yang terdampak, yakni Sigemplong dan terutama yang paling parah itu Dukuh Prantennya. Yang jelas, material tanah dan bebatuan besar ikut terbawa longsor dan memenuhi jalan. Tapi alhamdulillah, pemukiman warga aman, tidak ada korban jiwa," ungkap Ulul, yang saat dihubungi via ponsel tengah berada di Bawang bersama relawan Batang Rescue, Jumat (17/4/2020) petang.

Akibat longsor, akses jalan desa pun hingga malam tadi belum bisa dilalui, yakni ruas Sigemplong-Rejosari dan ruas Pranten-Rejosari. Di Dukuh Pranten, satu jembatan besi juga hanyut dan rusak. Ulul juga mengkhawatirkan kondisi di Dukuh Pranten, mengingat masih ada sisa mahkota longsoran di atas.

"Tadi kami datang membawa logistik untuk kerja bakti bersama TNI, Polri dan warga. Tadi kita sudah kerja bakti membersihkan material yang memenuhi jalan, berupa lumpur dan bebatuan. Namun karena terlalu banyak, jadi belum bisa selesai," terang Ulul.

Dari hasil rapat cepat bersama Muspika Bawang, kerja bakti memang dihentikan. Selain karena volume lumpur dan bebatuan yang terlalu banyak, kondisi malam hari juga membahayakan. "Disepkati, besok kita mulai kerja bakti lagi. Mulai jam 8 kita naik lagi untuk membersihkan sisa material longsoran," ucapnya.

*Kendaraan Terjebak

Derasnya meterial longsoran juga membuat beberapa kendaraan terjebak.

Hal tersebut seperti disampaikan salah satu warga, Mulud Sugito saat berada di lokasi kejadian. Mulud menjelaskan longsor tersebut berawal dari hujan deras yang terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Akibat hujan tersebut terjadi longsor di dekat Gunung Sipandu dengan dua titik longsor. Banjir tersebut membawa material batu dan lumpur yang menggenangi tersebut.

"Sekarang banjir sudah berhenti, meninggalkan material lumpur dan batu di sepanjang jalan depan SMPN 4 Bawang. Akses jalan terputus dari sigemplong ke Rejosari di dua titik," ujar Mulud yang juga Kepala SMPN 4 Bawang ini saat diwawancarai Radar Pekalongan, Jumat Sore (17/4/2020).

Tak hanya jalur alternatif saja yang sementara tidak bisa akses karena hujan deras disertai longsor ini. Hujan deras juga menyebabkan jalur utama Bawang- Dieng via Sigemplong-Bitingan banjir disertai lumpur, sehingga untuk sementara juga belum bisa diakses.

"Hingga Maghrib tadi jalan masih belum diakses. Tapi warga tadi sudah bergerak mulai membersihkan jalan dan tempat di sekitar lokasi dari lumpur dan batu. Alhamdulillah hingga kini tidak ada korban jiwa. Hanya ada beberapa kendaraan yang tertimbun material longsor," pungkasnya. (nov/sef)

Tags :
Kategori :

Terkait