KAJEN - Pandemi Covid-19 berikut kebijakan penanganannya membuat sektor ekonomi informal ikut terdampak. Banyak warga yang kehilangan pekerjaan, sehingga menganggur. Dalam kondisi sulit tersebut, program prioritas Dana Desa (DD) yang digulirkan Kementerian Desa dan PDT, yakni Padat Karya Tunai Desa dinilai sangat tepat untuk menekan pengangguran sekaligus membantu warga mendapatkan penghasilan.
Pemberdayaan warga dan program padat karya yang memberikan kesempatan kerja bagi warga miskin dan menganggur, serta memberi tambahan penghasilan bagi petani miskin, hal itu banyak dirasakan di desa, seperti halnya di Desa Dororejo, Kecamatan Doro Kabuoaten Pekalongan. Di sana hampir ratusan buruh konveksi terpaksa harus mandeg bekerja lantaran usahanya saat ini terpaksa dihentikan lantaran suplay produksi macet, para penjahit baju dan celana ini terpaksa tidak dapat beroperasi.
"Padahal, usaha konveksi ini 1-2 bulan jelang bulan puasa itu ngebut-ngebutnya produksi, tapi apalah daya Tanah Abang Jakarta, Solo, Surabaya yang merupakan market konveksi terbesar tutup, sehingga usaha konveksi ambruk, buruh konveksi menangis," ujar Budi, warga sekitar.
Adanya program padat karya, lanjutnya, cukup menjadi penghibur di tengah kegalauan mata pencaharian yang belum jelas kapan akan kembali pulih. Walaupun bayaran yang diperoleh dari padat karya bisa dikatakan sedikit, namun cukup membantu ekonomi keluarga. "Lumayan mas, badan berkeringat sehat, dapat ganti buat beli beras," ujar Agus, warga lainnya.
Bukan hanya di Doro saja, beberapa desa di wilayah Kabupaten Pekalongan telah melaksanaan kegiatan padat karya tunai yang merupakan pos anggaran wajib dari Dana Desa sesuai dengan prosentase jumlah dan penggunaannya. Sebab sesuai instruksi Kemendes, ada tiga prioritas penggunaan DD selama pandemi Covid-19, yakni kegiatan pencegahan dan pemberdayaan tentang Covid, padat karya tunai, serta Bantuan Langsung Tunai (BLT) DD. (jun)