KAJEN,RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Ruas jalan Kandangserang - Bojongkoneng di Dukuh Munggangsari, Desa/Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan kondisinya kian membahayakan. Pasalnya, ada satu titik jalan yang ambles ke jurang hingga menggerus badan jalan.
Sekretaris Desa Kandangserang Hamdan, Selasa, 14 Mei 2024, mengatakan, jalan di titik itu sudah ambles selama sekitar satu bulan. Belum ada penanganan dari Pemkab Pekalongan. Hanya ada pagar pembatas sementara untuk menandai jika jalan itu ambles dan longsor, itupun dibuat oleh warga secara ala kadarnya.
Menurutnya, jalan itu ambles sekitar 40 centi dari posisi awal akibat bronjong pengaman dan badan jalan tergerus ke dalam jurang yang mengarah ke Sungai Kali Genteng di bawahnya.
"Ruas jalan yang ambles ini di ruas Kandangserang - Bojongkoneng. Ini jalan utama, jalan kabupaten," kata dia.
Disebutkan, jalan itu ambles lantaran ada pergeseran tanah ke bawah karena terbawa aliran Sungai Kali Genteng. "Bronjongnya itu katut ambrol ke bawah. Kedalaman ambles sekitar 40 centi dari posisi awal, panjangnya sekitar 20 meter," katanya.
Namun, kondisi badan jalan kian menyempit karena badan jalannya ikut tergerus ke bawah. "Sebelah sisi selatan itu bawahnya sungai, itu katut, kalau misal hujan makin tergerus makin turun tanahnya," kata dia.
Dikatakan, titik jalan yang ambles itu masih bisa dilalui kendaraan, namun harus hati-hati karena posisi jalannya sudah mulai miring. "Mobil masih bisa tapi ngepres, berbahaya terutama bagi kendaraan berat yang bawa muatan," ujar dia.
Menurutnya, jalan ambles itu sudah dilaporkan ke dinas terkait. Namun hingga kemarin belum ada tindak lanjut. "Sudah ambles sejak sebulan. Belum ada tindak lanjut dari DPU," ucap dia.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, warga membuat pagar pengaman darurat. Agar pengguna jalan di titik itu ada jalan ambles dan rawan longsor. "Untuk sementara diberi pagar pembatas sebab kalau malam kan gelap. Takut ada yang ndak tahu, bisa keblusuk masuk jurang. Apalagi bagi pendatang, sangat berbahaya," katanya.
Ia menambahkan, di titik itu memang kondisi tanahnya labil. Sehingga kerap tergerus longsor. "Tahun ini paling parah hingga bronjongnya itu ambles. Jika intensitas hujan tinggi akan sangat berbahaya. Lama kelamaan bisa ambles dan hilang jalannya," imbuh dia.
Sementara itu, Kepala DPU dan Taru Kabupaten Pekalongan Mudiharso, dikonfirmasi terpisah mengatakan, pihaknya akan mengkaji desainnya sembari melihat kestabilan tanahnya.
"Kalau anggarannya tidak besar kita rencanakan tahun ini, bisa di perubahan anggaran atau melalui pemeliharaan. Namun, kalau dihitung ternyata butuh anggaran besar kami usulkan di tahun 2025, kaitannya keterbatasan waktu untuk lelang dan pelaksanaan fisik," ujar dia.