Maulana Habib Luthfi pun kemudian menganjurkan Kyai Akrom untuk mengirim Al-Fathihah pada penulis kitab tersebut, yakni Imam Ghazali. Sebab kata Habib Luthfi saat itu Imam Ghazali ikut hadir dalam majelis itu.
Setelah tawassul pada Imam Ghazali, Kyai Akrom merasa lebih baik sehingga dapat membaca kitab dengan baik pula.
Semenjak kejadian tersebut, banyak yang membicarakan jika Kyai Akrom membaca kitab Ihya', kemungkinan besarnya Imam Ghazali juga turut hadir.
Untuk informasi, sampai sekarang kajian malam Rabu masih rutin diselenggarakan, saat ini diampu oleh KH. Adib Karomi.
BACA JUGA:Habib Hasyim bin Yahya Pekalongan, Kakek Habib Luthfi yang Terkenal Sangat Alim
BACA JUGA:Mbah Kyai Dimyati Comal, Guru Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan yang Meninggal Diiringi Rebana
Keistimewaan Kyai Akrom juga terlihat saat wafatnya, beliau wafat pada tanggal 29 Rajab 1437 H atau 6 Mei 2016 M, bertepatan pada Jum'at malam pukul 21.00 WIB.
Ribuan orang hadir untuk ikut melaksanakan sholat jenazah pada hari sabtu. Tercatat sholat jenazah dilangsungkan sebanyak 4 kali, yakni 3 kali di Masjid Ihya' Ulumuddin dan sekali di Masjid Pajomblangan, Kedungwuni.
Di Masjid Ihya' Ulumudin sholat jenazah pertama diimami oleh Kyai Asmuni, yang kedua oleh Habib Muhammad bin Ahmad Al-Athas, dan yang ketiga oleh Habib Luthfi bin Yahya.
Nah, setelah selesai mengimami sholat jenazah, Habib Luthfi mengungkapkan sesuatu tentang Kyai Akrom, beliau mengatakan bahwa Kyai Akrom termasuk dalam waliyullah yang mastur atau tersembunyi.
Turut hadir pula Mbah Kyai Dimyati Rois Kendal, beliau adalah sahabat karib Kyai Akrom semasa mondok di Lirboyo.
Pada saat itu diceritakan Kyai Dimyati menangis dan mengatakan apakah masih ada yang bakal meneruskan Kyai Akrom Shofwan. Pertanyaan tersebut dimaknai bahwa untuk zaman ini mencari sosok seperti Kyai Akrom itu sulit.
Kyai Akrom Shofwan benar-benar ulama alim yang sangat memperhatikan dan peduli pada umat.
BACA JUGA:Mbah Wali Nurul Anom Kranji, Ulama Besar dari Pekalongan yang Memiliki Tanda Kewalian Sejak Lahir