Netizen merasa bahwa dengan gaya permainan seperti ini, Indonesia akan kesulitan untuk menghadapi lawan-lawan tangguh seperti Thailand, Vietnam, atau Australia di level Asia.
Selain itu, ada juga yang menyoroti kurangnya kerja sama antar pemain dan terlalu banyaknya pemain yang bermain egois. "Mainannya terlalu egois juga, masing-masing individu jelek banget taktiknya kayak main tarkam," kata salah seorang netizen.
Meskipun ada juga yang mencoba memberikan dukungan kepada pelatih, dengan menyatakan bahwa permainan Timnas U-19 masih memiliki potensi untuk memperbaiki performa mereka di masa depan.
BACA JUGA:Gegerkan Belanda! Sosok 700 Miliar Diboyong Shin Tae-yong untuk Perkuat Timnas Indonesia, Siapa?
Namun mayoritas netizen sepakat bahwa harus ada perluasan ruang taktik untuk peningkatan dalam hal strategi dan koordinasi permainan.
Kekecewaan netizen ini tidak hanya menyoroti pertandingan terakhir pada saat melawan Timnas Kamboja U-19 saja, tetapi juga merupakan refleksi dari ekspektasi yang tinggi terhadap prestasi timnas di level internasional.
Publik Indonesia, terutama para penggemar sepak bola, mengharapkan Timnas untuk tampil lebih baik dan lebih kompetitif di tingkat Asia dan dunia.
Dalam situasi ini, peran Indra Sjafri dan Bima Sakti sebagai pelatih Timnas Indonesia U-19 menjadi sorotan kritis.
Mereka diharapkan untuk dapat merancang strategi yang lebih efektif dan mengelola permainan secara lebih baik agar Timnas Indonesia U-19 dapat bersaing dengan lebih baik di panggung internasional.
Seiring perjalanan kompetisi Piala AFF Championship Boys 2024 yang sedang bergulir, harapan publik terhadap peningkatan performa Timnas Indonesia U-19 tetap tinggi.
Kritik yang disampaikan oleh netizen seharusnya menjadi masukan yang berharga bagi pihak pelatih untuk terus melakukan evaluasi dan penyesuaian guna memperbaiki strategi dan taktik dalam pertandingan selanjutnya.
BACA JUGA:Menanti Debut Kylian Mbappe Bersama Real Madrid! Bagaimana Formasi Los Galacticos untuk Musim Depan?