News China menyoroti bahwa langkah PSSI dalam menaturalisasi pemain-pemain keturunan adalah bagian dari strategi besar untuk meningkatkan daya saing Timnas Indonesia di kancah internasional.
BACA JUGA:Kevin Lilliana Ajak Anak Muda Terapkan Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari
Upaya ini bertujuan untuk memanfaatkan potensi terbaik yang tersedia, baik dari dalam negeri maupun di luar negeri.
Dengan tambahan kekuatan dari pemain-pemain yang telah berpengalaman di kompetisi internasional, Timnas Indonesia berharap dapat bersaing secara lebih efektif di tingkat Asia.
Pertandingan pertama antara China dan Indonesia di Stadion Qingdao juga menjadi sorotan. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, telah mengkritik lokasi venue tersebut, yang dianggapnya kurang ideal.
Perjalanan dari Beijing ke Qingdao, yang memakan waktu hingga 6,5 jam dengan perjalanan darat, dapat mempengaruhi kesiapan fisik dan mental para pemain.
Kritik tersebut mencerminkan kepedulian PSSI terhadap faktor-faktor yang bisa mempengaruhi performa tim nasional di lapangan.
Kekhawatiran media China terhadap kekuatan Timnas Indonesia juga menunjukkan betapa seriusnya mereka memandang ancaman yang mungkin dapat ditimbulkan oleh skuad Garuda.
Dengan kombinasi pelatih yang berkualitas, strategi naturalisasi yang matang, dan persiapan yang intensif, Indonesia menunjukkan tekad yang kuat untuk dapat bersaing di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Hal tersebut tentunya akan menambah dinamika persaingan di Grup C, yang sudah dipenuhi oleh tim-tim dengan rekam jejak yang mengesankan di kancah sepak bola Asia.
BACA JUGA:Satu Pemain Keturunan Ini Minat Perkuat Timnas Indonesia, Semoga Aja Cepat di Naturalisasi, Siapa?
Secara keseluruhan, situasi ini menandai periode yang menarik bagi sepak bola Asia, di mana tim-tim yang sebelumnya dianggap underdog mulai menunjukkan potensi mereka untuk dapat bersaing di tingkat yang lebih tinggi.