SEMARANG - Sebanyak 35 orang Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Tahun Angkatan 2024 dikukuhkan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana.
Mereka akan bertugas pada upacara Peringatan Hari Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia tingkat provinsi di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semarang, pada 17 Agustus 2024 mendatang.
"Ada 37 orang yang terpilih. Dua orang kemudian mengikuti Paskibraka Nasional, 35 orang sebagai Paskibraka Jateng," jelas Nana usai pengukuhan di Gradhika Bhakti Praja, Kamis malam, 15 Agustus 2024.
Menurut Nana, mereka merupakan generasi muda terpilih dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan telah mengikuti proses seleksi selama berbulan-bulan.
BACA JUGA:Catatkan Kinerja Positif, Nana Sudjana Raih Penghargaan Most Inspiring Leader
BACA JUGA:Rentan Terlibat Gratifikasi, Pemprov Jateng Sasar Sosialisasi Antikorupsi pada Pelaku Usaha
Sebelum dikukuhkan, mereka telah mengikuti pelatihan selama dua pekan. Dalam pelatihan tersebut, anggota Paskibraka diberikan pengetahuan seperti wawasan kebangsaan, bela negara, dan Pancasila.
"Kami berharap mereka akan menjadi role model atau contoh bagi rekan seangkatan untuk lebih cinta terhadap bangsa dan punya jiwa patriotisme, rasa bela negara, serta persatuan dan kesatuan," kata Nana.
Raditya Ozella Pratama, pelajar asal Wonosobo, menyampaikan kebahagiaannya setelah dikukuhkan sebagai anggota Paskibraka Jateng 2024. Tak hanya ditempa secara fisik dan mental, Ia bisa bertemu teman baru dari berbagai daerah di Jawa Tengah.
"Sudah cita-cita saya untuk jadi Paskibraka. Nanti kami akan menjadi Duta Pancasila selama satu tahun untuk mengajak teman-teman terus mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari," ujar siswa SMAN 1 Wonosobo itu.
Senada disampaikan oleh Farah Aulia. Pelajar MAN 1 Surakarta tersebut pun berkomitmen menjalankan tugasnya sebagai Duta Pancasila usai purna tugas pengibaran dan penurunan bendera pada upacara 17 Agustus nanti.
"Saya akan mengajak teman-teman untuk tetap berdasar pada Pancasila, toleransi sesama umat agama, budaya, ras dan sebagainya," ujarnya. (*)