BACA JUGA:Jejak Sejarah Wali di Pekalongan, Inilah 3 Makam Wali Besar di Makam Sapuro
BACA JUGA:Habib Hasyim bin Yahya Pekalongan, Kakek Habib Luthfi yang Terkenal Sangat Alim
Anehnya ia tak kunjung menampakkan dirinya ke permukaan sendang, pencarian pun dilakukan sampai menguras air sendang, namun Muhammad Ashral tak ditemukan.
Pengasuh pondok kemudian memberikan kabar tentang hilangnya Ashral pada keluarga di Pekalongan, kabar tersebut juga tersiar cepat ke warga sekitar.
Setelah puluhan tahun menghilang, setelah Kyai Tarab dan Byai Takumi sudah mencoba ikhlas, tiba-tiba Muhammad Ashral kembali ke rumah dengan keadaan yang cukup aneh. Ia hanya mengenakan pakaian ala kadarnya yang terbuat dari akar anyaman.
Perasaan Kyai Tarab dan Nyai Takumi campur aduk, senang karena anak kesayangannya kembali ke rumah, dan bingung tentang apa yang sudah terjadi pada anaknya.
BACA JUGA:Kedekatan Habib Ali bin Ahmad Al-Athas dengan Para Kyai dan Masyarakat Pekalongan
BACA JUGA:Jejak Sejarah Ulama Pekalongan: Kedekatan KH Anshor Medono dengan Habib Ali bin Ahmad Al-Athas
Syekh Muhammad Ashral kemudian menjelaskan bahwa dirinya selama hilang tinggal di dalam hutan dan goa, semasa itu ia hanya memakan petai cina dan bunga pohon jati.
Warga sekitar yang juga merasa heran pun gempar dengan kepulangan Syekh Muhammad Ashral, mereka juga kebingungan dengan kondisi tetangganya tersebut.
Syekh Muhammad Ashral Tinggal di Atas Pohon Kelapa
Baru saja menggemparkan warga dengan kepulangannya, ia kembali membuat mereka bingung dengan tiba-tiba lari menaiki pohon kelapa dan tidak turun selama berbulan-bulan.
Beberapa kali bujukan untuk turun tak dihiraukan olehnya, ia hidup di atas pohon kelapa tanpa makan dan minum apa pun.
Akhirnya sampai sekitar satu tahun lamanya, ia tiba-tiba turun sendiri tanpa diminta, Syekh Muhammad Ashral turun dengan menggunakan pelepah atau daun pohon kelapa yang kemudian ia jadikan tempat duduk.
Ia duduk di atas pelepah pohon kelapa tersebut selama berbulan-bulan tanpa menghiraukan cuaca yang terus berganti, keluarganya pun membuatkan tempat agar ia tidak kehujanan ataupun kepanasan.