RADARPEKALONGAN.CO.ID - Ada beberapa tradisi Rabu Wekasan di Pekalongan di mulai dari selasa malam (malam rabu) hingga pagi hari di hari Rabu.
Tradisi ini dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat Pekalongan yang telah diwariskan secara turun temurun.
Namun, sebelum kita mengetahui apa saja tradisi Rabu Wekasan di Pekalongan yang tentunya dilakukan oleh masyarakat Pekalongan, kita ketahui dulu nih apa sih arti dari Rabu Wekasan itu sendiri
Arti Rabu Wekasan!
Rabu Wekasan atau juga dikenal dengan nama Rebo Wekasan ini merupakan hari Rabu terakhir di bulan Safar.
BACA JUGA:Berkunjung di Pekan Raya Kajen, Buku Murah Ramai Diserbu
BACA JUGA:Kenali 8 Makam Wali di Sapuro Pekalongan, Banyak Diisi Tokoh Hebat
Sementara itu, mengacu pada bulan kalender Hijriah Indonesia tahun 2024 terbutan Kementrian Agama RI, 1 Safar ini jatuh pada tanggal 6 Agustur 2024 dan berakhir hingga tanggal 4 September 2024.
Pada malam hari rabu (selama malam) hingga pagi hari Rabu atau Rebo Wekasan banyak orang yang melakukan amalan tertentu.
Hal ini dikarenakan banyak masyarakat bahkan di ajaran Islam sendiri amalan tersebut dilakukan untuk meminta pertolongan kepada Allah SWT untuk dijauhkan dari segala macam bala.
Oleh karena itu, tradisi Rebo Wekasan ini juga diartikan sebagai tradisi untuk tolak bala atau menolak bala.
BACA JUGA:Bazar UMKM Pekalongan Hadirkan Aneka Produk Kuliner hingga Fashion dengan Pilihan Beragam
BACA JUGA:Breaking News: Kebakaran Menimpa Sebuah Gudang Pabrik Gondorukem di Dekat Pantura Pekalongan
Masyarakat Pekalongan percaya, bahwa ketika kita melakukan setiap tradisi di Rebo Wekasan kita dapat membuang sial dan memperdekat rejeki halal kita dengan mudah.
Namun, tidak hanya membuang sial dan memperdekat rejeki, makna dari melakukan tradisi Rebo Wekasan ini juga sebagai ajang untuk bertobat, menyucikan diri dari dosan, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.