RADARPEKALONGAN.CO.ID - Berikut adalah kisah Ki Ageng Rogoselo di Pekalongan, apakah benar ada kaitannya dengan patung atau situs Baron Sekeber?
Di Kabupaten Pekalongan, tepatnya di Desa Rogoselo, Kecamatan Doro ada sebuah makam wali besar yang hampir tak pernah sepi dikunjungi peziarah dari berbagai daerah, haulnya pun selalu ramai.
Beliau akrab disebut sebagai Ki Ageng Rogoselo, seorang ulama yang dikatakan berjasa besar bagi tersebarnya ajaran Islam di Desa Rogoselo dan sekitarnya.
Ada kisah menarik dari Ki Ageng Rogoselo yang bersumber dari cerita rakyat, kisah tersebut menceritakan tentang perjuangan Ki Ageng Rogoselo dalam menumpas gerombolan penjajah.
BACA JUGA:Jauh Sebelum Era RA Kartini, Sosok Wali Perempuan dan Pejuang di Pekalongan yang Menginspirasi
Dalam penelusuran kami, kisah ini memiliki beberapa versi yang sedikit berbeda, versi yang kami ceritakan ini adalah salah satu versinya.
Singkat cerita dikisahkan ada gerombolan orang dari Spanyol yang berniat ingin menguasai tanah Jawa, mereka dipimpin oleh sosok bernama Baron Sekeber (dalam versi lain disebut Baron Sekeder).
Baron Sekeber membuat kegaduhan di wilayah Mataram, ia dan pasukannya pun harus berurusan dengan salah satu abdi dalem Mataram bernama Kyai Atas Angin.
Kyai Atas Angin dan pasukannya diperintah raja Mataram untuk menumpas Baron Sekeber. Dalam sebuah pertempuran Baron Sekeber berhasil dikalahkan, namun ia melarikan diri sampai ke wilayah Pekalongan.
BACA JUGA:Kenali 8 Makam Wali di Sapuro Pekalongan, Banyak Diisi Tokoh Hebat
BACA JUGA:Habib Luthfi saat Muda Kerap Ziarah Kesini, Ada Makam Dowo di Kota Pekalongan
Di wilayah Pekalongan Baron Sekeber bergabung dengan pasukan Belanda yang juga membenci pasukan Mataram, ia pun diberi persenjataan lengkap dan pasukan yang cukup besar.
Dalam pertempuran di Pekalongan, Kyai Atas Angin dan pasukan Mataram kewalahan menghadapi musuhnya, mereka pun menyisih untuk memulihkan tenaga.
Malam itu pasukan Mataram sampai di depan sebuah masjid yang sedang mengadakan pengajian, setelah ditelusuri ternyata pengajian tersebut dipimpin oleh ulama sakti bernama Syekh Abdullah.
Kyai Atas Angin pun bertemu dan bermaksud untuk meminta bantuan Syekh Abdullah yang ternyata juga resah dengan keberadaan pasukan Belanda.