“Terbukti hari ini, dukungan modal tidak hanya diberikan sekali, tetapi diberikan beberapa kali, dan disesuaikan dengan kebutuhan dari para pelaku usaha. Ini wujud nyata peran swasta dalam membantu Pemerintah untuk menanggulangi angka pengangguran, dan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Batang. Saya berharap bantuan ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya," tegas Lani Dwi Rejeki.
Salah satu pelaku usaha UMKM eks-pekerja konstruksi PLTU Batang, Sarono Sabar, warga Desa Ujungnegoro, yang membuka usaha jamur merang, menyampaikan bahwa setelah berhenti bekerja di proyek PLTU Batang, dirinya membuka usaha.
Usahnya tersebut telah mendapatkan dukungan dari BPI di tahun 2022 berupa tambahan modal, dan lain sebagainya. Dari usahanya, dia memperoleh omset sebesar kurang lebih hingga Rp 2 juta per bulan yang dapat digunakan untuk menghidupi keluarganya.
“Kali ini saya mendapatkan tambahan modal dari BPI dan PT PII. Saya berterima kasih atas kepedulian dari Perusahaan dan berharap bahwa dari dukungan yang diberikan dapat memperlancar usaha saya. Harapan untuk kedepannya selain memproduksi barang mentah dapat memproduksi bahan jadi seperti keripik jamur”, kata Sarono Sabar.