Disayangkan Kericuhan di KPU Kabupaten Pekalongan, Fadia Dilempar Bambu, Anggota DPRD Ruben Diduga Lempar Batu

Rabu 25-09-2024,07:57 WIB
Reporter : Hadi Waluyo
Editor : Dony Widyo

KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Banyak pihak menyayangkan kericuhan di KPU Kabupaten Pekalongan pada saat pengambilan nomor urut pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Pekalongan pada Senin, 23 September 2024. 

Apalagi, dalam insiden itu, dalam video yang banyak beredar luas di media sosial, tampak mobil yang dinaiki pasangan Fadia Arafiq-Sukirman saat akan memasuki KPU Kabupaten Pekalongan dilempar tongkat bambu oleh orang tak bertanggung jawab. 

Setelah mengenai mobil, batang bambu itu mengenai calon Bupati Fadia. Dengan refleks, Fadia menangkap tongkat bambu yang terlempar ke tubuhnya.

Dalam video lainnya, tampak anggota DPRD Kabupaten Pekalongan dengan memakai baju berwarna kuning ikut dalam aksi perang batu.

Dalam video amatir yang telah beredar luas di berbagai platform media sosial, anggota DPRD itu diduga Ruben R Prabu Faza yang merupakan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan. 

Baca juga:Dua Kubu Massa Pendukung Paslon Bentrok, Pengambilan Nomor Urut Paslon di KPU Kabupaten Pekalongan

Dalam bentrok itu, diketahui ada 11 orang luka-luka. Delapan orang dari pendukung paslon nomor urut 1, Fadia-Sukirman, dan tiga orang dari paslon nomor urut 2, Riswadi-Amin. Kedua kubu juga mengalami kerusakan kaca mobil.

Ruben dikonfirmasi melalui telepon, Rabu, 25 September 2024, mengatakan, selaku sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Pekalongan saat itu akan menjemput paslon Fadia-Sukirman yang akan memasuki gedung KPU di depan kantor KPU. 

"Saya akan jemput Ibu Fadia, namun area di depan KPU tidak steril, massa paslon lain masih banyak. Ibu belum turun dari mobil, tiba-tiba ada bambu melayang ke arah ibu. Tak berselang lama, ada batu, air mineral yang mengarah ke kami," kata dia.

Ruben yang saat itu berada di lokasi mengaku terkena lemparan batu di tangannya. Secara refleks, kata dia, ia mengambil batu yang mengenai tubuhnya itu dan spontan melemparkan kembali ke arah massa lawan. 

"Refleks spontan saja saya ambil batu yang mengenai tangan saya dan tak lempar balik. Saat ibu mulai diserang, situasi jadi kacau sehingga saya pun refleks ambil batu yang mengenai saya dan ikut melemparkannya," kata dia.

Tim Advokat dan Hukum Pemenangan Fadia-Sukirman, Jahirin, dalam jumpa pers, Senin malam, 23 September 2024, menyampaikan kericuhan itu merupakan perbuatan tidak menyenangkan dan intimidasi. Ia menilai itu kekerasan pihak lawan terhadap pendukung Fadia-Sukirman.

"Saya mengamati sejak awal, seharusnya massa mereka sudah mundur (saat paslon Fadia-Sukirman hampir sampai di KPU), tapi mereka masih ada di situ (depan gerbang KPU). Seolah-olah ini disengaja oleh mereka," ucap Jahirin.

Untuk itu, pihaknya tengah mendalami kasus ini dan akan melaporkan ke pihak berwajib. Ia mengklaim sudah mengantongi sejumlah bukti video. Baik saat adanya pelemparan bambu ke arah Fadia-Sukirman hingga video lengkap sejak awal rombongan paslon tiba sampai kericuhan terjadi.

Jahirin menyayangkan bentuk pengamanan kepolisian atas berlangsungnya acara. Mestinya, kata dia, ketika rombongan Fadia-Sukirman tiba, area KPU seharusnya sudah steril dari massa.

Kategori :