BATANG, RADAR PEKALONGAN – Generasi Z semakin akrab dengan Alquran digital yang bisa diakses melalui gawai kapan saja. Namun, ada adab yang tetap harus dijaga dalam membacanya. Ketua Pimpinan Daerah Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kabupaten Batang, Almukaromah, menegaskan bahwa meski boleh membaca Alquran digital, penggunaannya tetap harus memperhatikan norma kesopanan.
BACA JUGA:Wujudkan Mudik Aman dan Nyaman, Pemkab Batang Bakal Perbaiki 457 Titik PJU
“Tidak mengapa jika anak mau membaca Alquran digital, asalkan tidak dibuka atau dibaca di kamar mandi misalnya,” ujarnya saat mengisi acara Ramadan Odyssey di SMKN 1 Batang, Jumat 14 Maret 2025.
Dalam kesempatan ini IPARI Batang juga mengedukasi terkait metode Living Quran. Dimana mereka mengajarkan pelajar cara memahami ayat-ayat suci secara lebih menarik dan interaktif. Salah satu caranya adalah dengan meneladani akhlak para Nabi melalui ayat-ayat Alquran serta mempelajari ayat-ayat pendek bertema akhlak dengan isyarat tangan.
Penyuluh agama juga memanfaatkan pendekatan ini untuk mengedukasi pelajar tentang nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ayat tentang larangan perundungan, yang mengajarkan agar tidak saling mengejek satu kelompok dengan kelompok lainnya.
BACA JUGA:Ikatan Penyuluh Agama RI (IPARI) Beri Bantuan Korban Banjir Bandang di Desa Wangandowo
Sementara itu, Wakil Kepala Kesiswaan SMKN 1 Batang, Amirul Mukminin, menilai pendekatan ini efektif untuk membangun karakter religius Gen Z.
“Tantangan Gen Z saat ini beragam, mulai dari bahaya penyalahgunaan gawai, pergaulan bebas, hingga perundungan. Maka kami berupaya meningkatkan kecintaan mereka terhadap Islam lewat paparan materi kekinian dari narasumber,” jelasnya.
Dengan pendekatan yang relevan dengan gaya belajar Gen Z, diharapkan kecintaan mereka terhadap Alquran semakin meningkat, tanpa melupakan adab dan etika dalam membacanya. (Nov)