KOTA - Aksi Cepat Tanggap (ACT) meluncurkan program Sahabat Guru Indonesia, yakni program bantuan untuk guru prasejahtera. Program ini langsung menyasar 1000 guru honorer di 34 Provinsi yang mendapatkan upah minim, termasuk Jawa Tengah, dalam hal ini Kota Pekalongan.
Asisten Manager ACT Pusat, Apiko Joko Mulyono, mengatakan ada banyak sekali guru yang masih berstatus honorer yang berpendapatan di bawah upah minimum regional (UMR) yaitu rata-rata Rp300.000 sampai dengan Rp500.000 per bulan.
Melihat kondisi itu, ACT tergugah menggelar program Sahabat Guru Indonesia. Tujuan utama program ini adalah untuk memberikan kontribusi perbaikan pada permasalahan pendidikan di Indonesia. Salah satunya pada kesejahteraan ekonomi para guru.
"Ini adalah salah satu program unggulan sahabat guru Indonesia, yang dirilis bertepatan dengan hari guru 25 November, program ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan, banyaknya guru-guru honorer yang mereka secara ekonomi kehidupannya memperihatinkan, dari kebutuhan mereka, dengan pendapatan yang mereka peroleh tidak seimbang. Pengeluarannya banyak, penghasilannya kecil. Akhirnya mereka harus mencari melakukan apa saja. Ada yang ngojek, mencari ikan, dll. Tentu ini akan mempengaruhi kualitas mereka dalam mengajar," kata Apiko pada peluncuran Sahabat Guru Indonesia di Paud unggulan Kota Pekalongan, Kelompok Bermain Islam Terpadu, Taman Penitipan Anak Terpadu, Jl Karya Bakti, Gang Sunan Muria, Medono, Kota Pekalongan, Rabu (11/12).
Di Pekalongan sendiri program Sahabat Guru Indonesia yang dibuka oleh Ketua DPRD Pekalongan, Balqis Diab, akan disalurkan pada 100 guru. Dan pada peluncuran Sahabat Guru Indonesia di Paud unggulan Kota Pekalongan, Kelompok Bermain Islam Terpadu, Taman Penitipan Anak Terpadu, Jl Karya Bakti, Gang Sunan Muria, Medono, Kota Pekalongan ini, ada sebanyak 54 guru honorer.
Adapun kriteria guru yang menerima manfaat dari program ini adalah mereka yang berpenghasilan di bawah Rp500 ribu sebulan, dengan kebutuhan di atas 1 juta (termasuk guru honorer dan guru tahfiz), berasal dari wilayah prasejahtera, dan memiliki dedikasi mengajar yang tinggi untuk siswa-siswanya.
"Program ini diawali dari seleksi betul-betul yang paling membutuhkan, penghasilan mereka dibawah 500 ribu sebulan, kebutuhan mereka di atas 1 juta, anaknya banyak, bapaknya ganggu atau kerja serabutan," tegas Apiko.
Misalnya, salah satu guru, Ibu Noah yang hanya dibayar Rp75.000/bulan. Dia merupakan guru di Paud Plamboyan Sapuro, Kota Pekalongan. Ibu Noah menjadi salah satu dari 54 guru yang diundang pada peluncuran program ini. "Saya berterima kasih kepada ACT, karena baru kali ini, bantuan semacam ini saya dapat," ungkapnya.
Dia berharap, program ini tidak hanya berhenti sampai disini, tetapi tetap berlanjut sampai bulan-bulan seterusnya. "Dan saya berharap semoga Jangan cuma hari ini toh, tetapi bisa setiap bulan," tambahnya.
Di tempat yang sama, Wafidin, kepala Taman Pendidikan Anak Kelompok Bermain dan TK Islam Terpadu Alfikri mengungkapkan rasa syukur dan harapannya terhadap program ini. Dan merasa bangga karena Taman Pendidikan Anak Kelompok Bermain dan TK Islam Terpadu Alfikri Kota Pekalongan menjadi lokasi penyaluran bantuan.
"Alhamdu lillah kita Bersyukur dengan program sahabat guru Indonesia dari ACT ini, dimana kita sebagai mitra daerah ACT untuk kegiatan penyaluran insentif untuk guru-guru swasta yang secara kesejahteraan masih sangat minim, tapi tuntutan seorang guru itu luar biasa mendidik anak, mendidik karakter, masa depan bangsa kita ditangan guru," jelasnya.
"Harapannya kedepan kegiatan ini, bisa berjalan dengan baik, langgeng, bisa mencakup lebih banyak lagi guru, sehingga mem-push up kegiatan Pendidikan di Indonesia," tambahnya. (ap3)