Pramuka MA NU 01 Banyuputih Gembleng 22 Penegak dengan Aneka Pelatihan
IKUTI - 22 Penegak MA NU 01 Banyuputih saat mengikuti kegiatan Pramuka Penegak-Radar Pekalongan/Novia Rochmawati-
BATANG — Langkah kaki 22 Penegak dari MA NU 01 Banyuputih menapaki jalan setapak, menembus kabut, dan hujan yang mengguyur pegunungan Bawang. Dengan semangat membara, mereka menjalani pengembaraan sejauh 21 kilometer demi satu tujuan, menjadi Penegak Laksana, yang digelar beberapa waktu lalu.
Perjalanan dimulai dari Pasar Bawang menuju Desa Pranten, lokasi SMP Negeri 4 Bawang yang menjadi titik akhir pengembaraan sekaligus tempat pelantikan. Di sepanjang rute, mereka melewati tanjakan curam, jalan licin, dan jalur sempit di antara ladang dan hutan.
BACA JUGA:Pemkab Batang Ajukan Raperda Perubahan APBD 2025, Fokus pada Pembangunan Infrastruktur Perkotaan
“Ini bukan sekadar perjalanan fisik, tapi perjalanan jiwa. Anak-anak ditempa untuk belajar kerja sama, daya tahan, dan ketangguhan hati," ungkap Muhammad Asrofi, Pembina Pramuka MA NU 01 Banyuputih yang mendampingi kegiatan.
Setibanya di lokasi pukul 19.30 WIB, mereka langsung membangun tenda dan mengikuti kegiatan malam berupa family gathering, ajang hangat untuk saling menguatkan setelah seharian penuh berkeringat dan berjuang.
BACA JUGA:Penasaran dengan Serabi Kalibeluk Warungasem Kab. Batang? Ini Cita Rasa Otentik yang Mulai Langka!
Esok harinya, pelantikan dilangsungkan dalam suasana hening dan khidmat. Mereka kini resmi menyandang gelar Penegak Laksana—tahapan tertinggi dalam kepramukaan Penegak.
“Saya selalu ingatkan, ini bukan akhir, tapi awal. Menjadi Laksana berarti siap menjadi teladan, bertanggung jawab, dan terus berkembang,” pesan Kak Asrofi dalam amanatnya.
Pengembaraan belum usai. Setelah pelantikan, mereka melanjutkan perjalanan pulang melewati rute berbeda menuju Desa Deles, menyusuri jalur perbukitan dan ladang warga. Setiap langkah menjadi cerita, setiap peluh menjadi bukti bahwa karakter tidak dibentuk di ruang kelas, melainkan di perjalanan penuh makna seperti ini.
BACA JUGA:32 Personel Polres Batang Resmi Naik Pangkat, Tradisi Siraman Air Bunga Warnai Acara
Lisana Sidqin Aliya, salah satu peserta, menyebut pengalaman itu sebagai kenangan tak terlupakan.
“Berat, tapi seru. Hujan, kabut, dingin, semua kami lewati bersama. Di sinilah kami belajar arti perjuangan dan kebersamaan,” ujarnya sambil tersenyum.
Pengembaraan itu mungkin hanya dua hari, tapi pelajaran yang dibawa para Penegak Laksana ini akan tertanam seumur hidup: bahwa setiap perjuangan pasti membuahkan hasil, dan jiwa pemimpin tumbuh dari ketangguhan yang diuji di alam. (Nov)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

