Masih Berstatus Wiyata Bhakti, 575 Guru RA di Batang Berharap dapat Perhatian Pemerintah
BERSALAWAT - Ratusan guru Raudhatul Athfal (RA) yang tergabung dalam Ikatan Guru Raudlatul Athfal (IGRA) Kabupaten Batang menggelar halal bihalal bertajuk “IGRA Bersalawat” di Pendapa Kabupaten Batang, Rabu (16/4/2025).-Kominfo Batang-
BATANG, RADAR PEKALONGAN – Ratusan guru Raudhatul Athfal (RA) yang tergabung dalam Ikatan Guru Raudlatul Athfal (IGRA) Kabupaten Batang menggelar halal bihalal bertajuk “IGRA Bersalawat” di Pendapa Kabupaten Batang, Rabu (16/4/2025). Namun, lebih dari sekadar acara silaturahmi, momentum ini juga menjadi panggung aspirasi — jeritan hati 575 pendidik yang merasa perannya masih belum diakui secara utuh.
Di balik wajah-wajah tulus yang membimbing 7.500 anak usia dini membentuk akhlak Islami, terselip realitas: 98 persen guru RA masih berstatus wiyata bakti. Mereka hanya mendapat tunjangan Rp250 ribu per tahun dari pemerintah pusat, dan itupun hanya untuk sebagian kecil dari total pendidik.
“Kami bukan sekadar guru. Kami membentuk karakter sejak dini, dengan fondasi agama yang kuat. Tapi kami berharap peran kami juga diakui, baik secara administratif maupun kesejahteraan,” ujar Ketua IGRA Batang, Nur Khanah, penuh harap.
Dengan 126 lembaga RA tersebar di berbagai pelosok Batang, IGRA berharap adanya pengakuan struktural dari Pemkab Batang, sekalipun mereka berada di bawah Kementerian Agama. Harapannya sederhana: diakui kepengurusannya, dicatat dalam pendataan resmi, dan diberikan perhatian oleh pemerintah daerah, khususnya dari Bupati.
BACA JUGA:The Gege Play Kolam Renang Pandansari, Wisata Air di Batang Cuma Rp10 Ribu!
Sementara itu, Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Batang, Lutfi Hakim, mengakui tantangan tersebut. Ia menyebut hanya sebagian guru RA yang sudah menerima tunjangan sertifikasi sebesar Rp1,5 juta per bulan, sementara yang lain dibantu lewat tali asih dan bingkisan dari Unit Pengumpul Zakat.
“Kami memang terbatas dalam kewenangan, tapi terus berupaya hadir bagi guru RA. Mudah-mudahan ke depan sinergi antara Kemenag, Pemkab, dan IGRA bisa lebih kuat,” ujarnya. (Nov)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

