Desa Wisata Kayupuring Terapkan Aplikasi WISME-4, Dorong Transformasi Digital Pariwisata
--
RADARPEKALONGAN.CO.ID - Dalam rangka pelaksanaan Program Mahasiswa Berdampak yang berlangsung hingga Desember 2025, mahasiswa Institut Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama (ITSNU) Pekalongan bersama masyarakat Desa Wisata Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, kembali menggelar Pelatihan Aplikasi Wisata Manajemen Elektronik Versi 4 (WISME-4) pada Rabu (12/11/2025).
Pelatihan ini diikuti oleh 20 mahasiswa ITSNU Pekalongan serta perwakilan dari Pokdarwis Weloasri, Pokdarwis Putra Wiguna, dan Bumdes Arta Mandiri. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya digitalisasi pengelolaan wisata desa berbasis teknologi informasi.
Rektor ITSNU Pekalongan, Dr. Ali Imron, menjelaskan bahwa penerapan WISME-4 menjadi langkah penting dalam meningkatkan efisiensi dan transparansi pengelolaan wisata di Desa Kayupuring.
"Sebelum adanya WISME-4, data pengelolaan wisata masih dilakukan secara manual, mulai dari pencatatan destinasi, promosi kegiatan, hingga pendataan UMKM. Informasi wisata tersebar di berbagai media dan sulit diperbarui secara berkala," ungkap Ali Imron.
Dengan sistem baru ini, pengelolaan pariwisata kini lebih terstruktur dan terintegrasi. Melalui WISME-4, pengelola desa dapat.
Menginput data destinasi wisata seperti Black Canyon, Welo Asri, Swara OWA, Kayu Coffee, dan jalur trekking Petungkriyono ke dalam sistem. Menampilkan profil desa wisata, termasuk potensi khas Kayupuring seperti madu hutan, kopi, dan kerajinan tangan, serta budaya lokal dalam bentuk artikel elektronik.Menambahkan dan memasarkan paket wisata serta event secara digital melalui fitur life in untuk wisatawan.
Kini, seluruh informasi pariwisata dapat diakses langsung melalui portal WISME-4 yang menampilkan foto, deskripsi, peta lokasi, dan kontak pengelola. Pemerintah desa dan Pokdarwis juga mulai memanfaatkan dashboard WISME-4 untuk memantau data kunjungan wisatawan, aktivitas pariwisata, dan perkembangan UMKM secara real-time.
Hasil penerapan sistem ini menunjukkan bahwa Desa Wisata Kayupuring berhasil bertransformasi dari sistem manual menuju sistem digital yang lebih efisien dan mudah diakses.
"Kini Kayupuring tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena kemampuannya mengadopsi teknologi digital untuk memperkuat pariwisata berbasis masyarakat," tambah Ali Imron.
Kegiatan pelatihan ini turut dihadiri oleh dosen pendamping ITSNU Pekalongan yaitu Rizka Ariyanti, Turkhamun Adi Kurniawan, serta perwakilan dari Dinas Pariwisata dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Pekalongan.
Ke depan, aplikasi WISME-4 direncanakan akan dikembangkan lebih luas untuk mendukung pengelolaan 22 desa wisata di Kabupaten Pekalongan. Ali Imron berharap, inovasi ini mampu mempercepat proses digitalisasi desa wisata agar semakin maju dan berdaya saing.
"Dampaknya diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli desa (PAD) serta kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan desa wisata Kayupuring," ujarnya.
Program ini didanai melalui hibah Program Mahasiswa Berdampak dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) Kemdiktisaintek tahun anggaran 2025, dengan total dana sebesar Rp119.982.000,00 untuk keseluruhan pelaksanaan program.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

