Prof Din Syamsuddin: NU dan Muhammadiyah Bersatu, Separo Persoalan Bangsa Selesai
Prof Din Syamsuddin didampingi Wabup Pekalongan Sukirman dan Ketua PDM Kabupaten Pekalongan Mulyono beri keterangan kepada wartawan usai Silaturahim Warga Muhammadiyah dan Aisyiyah Kabupaten Pekalongan di IMBS Miftahul Ulum Pekajangan Pekalongan, Sabtu, 2-Hadi Waluyo-
KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Tokoh Muhammadiyah Prof Muhammad Sirajuddin Syamsuddin atau Din Syamsuddin miliki obsesi agar organisasi NU dan Muhammadiyah di Indonesia bisa bersatu.
Suasana kebatinannya itu disampaikannya saat mengisi tausiyah di acara Silaturahim Warga Muhammadiyah Dan Aisyiyah Kabupaten Pekalongan Bersama Prof KH M Din Syamsuddin MA di IMBS Miftahul Ulum Pekajangan Pekalongan Jawa Tengah, Sabtu, 26 April 2025.
Silaturahim warga Muhammadiyah dan Aisyiyah Kabupaten Pekalongan ini dihadiri lebih dari 6 ribu orang. Tampak hadir di acara itu, Ketua PDM Kabupaten Pekalongan Mulyono, Ketua Aisyiyah Kabupaten Pekalongan Rumainur, Rektor UMPP Nur Izah, Mudir IMBS Miftahum Ulum Pekajangan Sumarno, Wakil Bupati Pekalongan Sukirman, dan jajaran pengurus PDM dan PDA Kabupaten Pekalongan.
"Saya berobsesi besar agar kedua organisasi ini (NU dan Muhammadiyah, red) guyup, rukun, akrab untuk kemaslahatan umat. Jika NU dan Muhammadiyah bersatu lebih dari separo masalah bangsa bisa terselesaikan," ungkap Prof Din Syamsuddin, yang dalam tausiyahnya itu mengangkat tema tentang persatuan umat dalam rangka menjelmakan ukhuwah islamiyah.
Prof Din Syamsuddin menyampaikan, banyak tokoh besar berpendapat, tak terkecuali cendekiawan Indonesia terkemuka, Nur Kholis Majid atau Cak Nun, NU dan Muhammadiyah itu dua organisasi besar. Bagaikan dua pesawat Boeing, yang keduanya harus seimbang.
"Karena kalau kedua sayap itu tak seimbang, apalagi berbenturan maka itu malapetaka," kata mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2005-2010 dan 2010-2015 ini.
Ia mengatakan, Kiai Hasyim Muzadi mencontohkan jika NU dan Muhammadiyah itu bagaikan sepasang sepatu atau sandal. Yang harus dipasang kedua-duanya. "Kalau tidak lucu dan memang kenyataannya demikian," ujarnya.
Prof Din Syamsuddin menyebutkan, ada tiga alasan pentingnya NU dan Muhammadiyah harus bersatu. Yakni, jumlah pengikutnya besar, lembaga-lembaganya yang dalam istilah Muhammadiyah disebut dengan amal usahanya, baik di bidang pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonominya luar biasa sebagai kontributor utama dalam pembangunan bangsa, dan faktor ketiga usianya jauh lebih tua dari negara ini.
"Yang ketiga, usianya yang jauh lebih tua dari Republik atau negara ini dan telah menyumbang banyak tokoh bangsa, para pahlawan, maka kedua organisasi ini harus bersatu," tandasnya.
"Bila perlu ada kerjasama-kerjasama yang nyata, kalau belum secara nasional bisa dimulai dari tingkat lokal seperti Pekalongan. Pekajangan dikenal dengan kekuatan ekonomi, kewiraswastaan umat Islam, baik Pekajangan untuk muhammadiyah, Buaran untuk NU. Ini bisa menjadi model bagi kebangkitan perekonomian umat di masa yang akan datang," katanya.
"Itulah suasana kebatinan saya, obesesi saya, yang hidup di waktu kecil di keluarga NU dan kemudian waktu dewasa di Muhamadiyah," tandas Prof Din Syamsuddin.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

