Disway award
iklan banner Honda atas

Bolehkah Merayakan Tahun Baru? Begini Penjelasan Gus Baha Tentang Perayaan Tahun Baru Masehi

Bolehkah Merayakan Tahun Baru? Begini  Penjelasan Gus Baha Tentang Perayaan Tahun Baru Masehi

Bolehkah Merayakan Tahun Baru? Begini Penjelasan Gus Baha Tentang Perayaan Tahun Baru Masehi -Tangkap layar -Wikipedia

Sehingga menurut Gus Baha, perihal ini merepotkan untuk fanatik hukum Islam tetapi memakai bahasa nasional, "Lha yang repot orang-orang fanatik hukum, gunakan bahasa nasional."

Kenapa merepotkan? Gus Baha menguraikan dengan kesamaan cerita lain di kelahiran Yesus Kristus dimana, apa yang diyakini dalam Islam berbeda.

"Kalo bilang hari kelahiran Yesus Kristus berarti terdapat faktor meng-iyakan. Makanya ditukar dengan Sibeh menyamai Yesus Kristus." Ucap Gus Baha.

Sebagimana diketahui dalam dalam sejarah Islam, yang tertangkap serta disalib merupakan Yudas Iskariot yang menyamai Nabi Isa Al-masih.

Perayaan Tahun Baru Masehi

Lewat pemaparan diatas, maka tahun baru masehi menurut KH. Bahauddin Nursalim ataupun Gus Baha hanyalah klaim dari kelompok luar Islam. Hanya Hijriah yang diklaim perhitungan tahunnya oleh Islam. Lalu bagaimana menyikapi tanggal dan waktu tahun baru masehi?

Gus Baha menjelaskan bukan dzat hari serta tahunnya yang salah. Tetapi terdapat hal-hal yang senantiasa dilakukan saat akhir tahun tersebut yang banyak mudhorotnya.

"Bukan yang dipermasalahkan dzatnya hari. Namun, kebiasaan serta kebudayaan di tahun baru tersebut," ucap Buya Yahya

Menurut Gus Baha, "Apa yang dilakukan umat Islam saat itu? Hura-hura, foya-foya, meniup terompet kemudian mabuk, berantem dan sebagainya."tegas Gus Baha.

Gus Baha tidak mempermasalahkan menggunakan tanggal serta tahun masehi. Walaupun begitu, juga butuh dibiasakan untuk mengenali perhitungan Hijriah, sebab lebih banyak ibadah Islam dalam penanggalan tersebut.(*)

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait