Awalnya Coba-coba, Usaha Cobek Warsito Kini Tembus Pasar Luar Negeri
KENDAL - Ketekunan memang selalu mengundang keuntungan. Nasib ini pun dialami Warsito (52), warga Desa Gebang, Kecamatan Gemuh, Kendal, yang menekuni usaha pembuatan peralatan dapur tradisional, yakni cobek dan ulekan. Usaha yang awalnya sekadar coba-coba ini ternyata justru bisa menghidupi keluarga Warsito.
Menurut Warsito, profesinya sebagai perajin cobek ini sudah ditekuninya selama empat tahun terakhir. Namun karena telaten, produk cobek dan ulekannya ternyata banyak diminati konsumen.
"Awalnya hanya coba-coba, karena ingin fokus menekuni usaha di rumah, setelah cukup lama merantau. Banyak yang pesan, akhirnya diteruskan dan Alhamdulillah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," katanya, kemarin.
Dengan berbekal peralatan palu dan gerinda, Warsito membuat cobek dari batu. Ternyata banyak tetangga yang pesan untuk dibuatkan alat dapur tradisional andalan para ibu itu. Untuk memperluas pemasaran, Warsito mencoba mempromosikan melalui platform media sosial Facebook, dan ternyata cukup banyak yang merespon untuk memesan.
Harga cobek buatannya sesuai pesanan, mulai harga Rp 100 ribu sampai Rp 400 ribu sesuai besar kecilnya ukuran. "Tiap hari ada saja yang pesan, entah itu satu, dua, bahkan kadang ada yang pesan sekaligus 5 atau 6 biji," ungkapnya.
Cobek buatannya juga banyak diminati warga Indonesia yang berada di luar negeri, seperti Singapura, Hongkong, Taiwan, Arab Saudi, bahkan ada yang dari negara Kanada. Warsito mendapat pesanan cobek buatannya melalui biro Penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang tidak jauh dari rumahnya.
"Tiap bulan selalu ada pesanan cobek untuk dikirim ke luar negeri. Yang pesan orang PJTKI, katanya mau dikirim ke luar, yang paling banyak dikirim ke Taiwan," timpalnya.
Pemesan lebih banyak dari lokal yang hampir tiap hari selalu ada, baik datang langsung ke rumah atau pesan secara online. Bahkan terkadang ada yang pesan sebanyak 5 atau 6 biji. Cobek buatannya dijamin bagus, karena dibuat dari batu kali pilihan. Untuk bahan bakunya harus pesan batu kali sampai ke daerah Batang dan Ungaran, karena batu kali yang dari Kendal sendiri kurang bagus untuk dibuat cobek. "Batunya pilihan, harus yang kuat supaya kalau jatuh tidak pecah," ujarnya.
Kini usaha cobeknya maju dan banyak dikenal luas. Untuk pengembangan pembuatan alat dapur tersebut, Warsito sudah mulai menggunakan peralatan bantu, berupa mesin diesel dan alat pemotong batu. (lid)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
