iklan banner Honda atas

Dianggap Sakral, Pemugaran Masjid Tua Tak Sentuh Tiang dan Atap

Dianggap Sakral, Pemugaran Masjid Tua Tak Sentuh Tiang dan Atap

KENDAL - Keberadaan masjid tua yang dibangun di Dusun Tapak Timur, Desa Kedunggading, pada tahun 1901 Masehi oleh Wali Tapak ternyata tak banyak diketahui orang. Namanya adalah Masjid Baiturrokhim. Seiring berkembangnya zaman, kini masjid tersebut tengah dipugar untuk dibangun dengan model bangunan dan gaya ornamen arsitek yang modern. Namun begitu, pembangunannya tak sampai menyentuh atau hanya menyisakan empat tiang peyangga yang terbuat dari kayu jati dan tebeng (atap) masjid utama bagian dalam yang menjadi satu dengan pengimaman.

"Pembangunan Masjid Baiturrokhim ini dilakukan oleh pemborong/arsitek yang biasa membangun masjid. Salah satu masjid yang dibangunnya adalah Masjid di Penanggulan Pegandon. Namun pihak pemborong tidak sanggup merobah total bangunan masjid di Tapak Timur ini. Masjid ini dianggap berbeda dan sakral. Sehingga empat tiang peyangga dari kayu jati, tebeng (atap) tetap dibiarkan dan tidak berani menyentuhnya," kata Takmir Masjid Baiturrokhim, Muhammad Bisri, Senin (4/4/2022).

Muhammad Bisri mengungkapkan, dilihat dari tahun berdirinya, Masjid Baiturrokhim di Dusun Tapak Timur yang dibangun pada masa Mbah Wali Tapak merupakan salah satu masjid tua yang ada di Kabupaten Kendal. Akan tetapi hingga kini masyarakat tidak mengetahui siapa nama asli dari Mbah Wali Tapak.

Begitu juga dengan makam atau petilasannya pun juga tak diketahui keberadaannya. Selama ini masyarakat tahunya jika Mbah Wali Tapak merupakan sosok ulama yang membabat alas serta mengajarkan ilmu agama Islam di Dusun Tapak Timur.

"Yang perso (tahu) di mana makam atau petilasan Mba Wali Tapak Mbah Adnan, Mursid atau guru dari Kiai Asri. Kiai Asri ini guru ngaji saya. Tapi soal makam Mbah Wali Tapak, Mbah Adnan tidak berkenan menunjukkannya. Karena itu permintaan dari Mbah Wali Tapak. Misal kalau mau wasilah dikhususkan saja ke Mbah Wali Tapak," jelas Bisri.

Menurut Bisri, Masjid Baiturrokhim pernah menjadi pusat kegiatan keagamaan bagi masyarakat luas. Mereka yang datang tak hanya dari masyarakat yang ada di Desa Kedunggading, melainkan berbagai desa yang ada di wilayah Kendal. Bahkan sebagai pusat kegiatan kegamaan itu dari Mbah Wali Tapak hingga berlanjut kepada Kiai Asri, seorang yang dikenal alim oleh masyarakat dan yang sekaligus melanjutkan syiar Islam di Masjid Baiturrokhim.

"Kiai Asri luas ilmunya keagamaanya. Nyantri diberbagai pesantren dan seorang yang sabar dalam mengajarkan ilmu agama kepada masyarakat. Bahkan saat pengajian yang dihadiri Mbah Adnan, guru mursidnya, Kia Asri menangis, saat Mbah Adnan bilang Tapak Timur kudu ono pesantren. Dengan doa dan restu guru mursidnya, akhirnya berdiri pesantren dibawah pengasuh Kiai Asri saat itu. sejak saat itu pengelolaan masjid diserahkan kepada saya," terangnya.

Muhammad Bisri menambahkan, bahwa keberadaan masjid yang masih satu kompleks dengan tempat pemakaman umum itu berada di atas tanah wakaf. Adapun pembangunannya tanpa merubah bangunan utama masjid yang masih dipertahankan yang berada di bagian belakang. Pembiayaan pemugaran masjid dari swadaya masyarakat. "Dengan bangunanan yang lebih modern nantinya, diharapkan membuat masyarakakat akan lebih aman dan nyaman dalam beribadah," ucapnya. (lid)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: