Dibangun Sejak 1463, Pendiri Masjid Agung Masih Keturunan Raja Brawijaya
KENDAL - Masjid Agung Kendal yang berada di pusat Kota Kendal merupakan masjid tertua di Kabupaten Kendal. Sejarah pendirian masjid ini pun dikaitkan dengan peran seorang wali.
Pendiri Masjid Agung Kendal adalah Wali Joko atau yang masyhur dikenal dengan nama Pangeran Panggung. Oleh Wali Joko atau yang mempunyai nama kecilnya Raden Joko Suwiryo tersebut, masjid ini pada awalnya dibangun dengan maksud untuk menampung para santrinya, yang lambat tahun semakin bertambah banyak.
Seperti diketahui, konstruksi utama Masjid Agung Kendal juga terbilang unik, karena memiliki 16 16 saka atau tiang. Sementara atapnya bersusun tiga yang dibuat dari bahan sirap.
Berdasar catatan sejarah, bahwa Wali Joko merupakan kakak beradik dengan Sunan Katong, keturunan Raja Majapahit, Brawijaya dan masih saudara dengan Raden Patah, pendiri Kerajaan Demak, kerajaan Islam pertama di tanah Jawa. Wali Joko sendiri lahir tahun 1463 Masehi. Ia adalah murid dari Sunan Kalijaga yang ditugaskan berdakwah di wilayah Kendal, bersamaan dengan Sunan Katong yang ditugaskan berdakwah di wilayah Kaliwungu.
Setelah santrinya semakin bertambah banyak, pada tahun 1493 Masehi, Wali Joko mendirikan masjid untuk menampung santrinya yang semakin banyak. Kala itu usia Wali Joko sekitar 30 tahun. Bangunan masjid yang pertama dengan ukuran 27 x 27 meter persegi, terdiri 16 saka atau tiang dan atapnya bersusun tiga terbuat dari sirap.
Menurut Muslichin, guru Sejarah yang juga pemerhati seni budaya di Kendal, masjid yang dibangun Wali Joko sudah beberapa kali dilakukan pemugaran, sehingga sudah tidak kelihatan bentuk aslinya. Namun masih ada peninggalan Wali Joko yang masih ada di antaranya, pintu-pintu, dan jendela kayu jati yang berukuran besar.
"Saka bangunan masjid dari kayu jati yang berjumlah 16 masih berdiri tegak, namun sudah dimodifikasi," katanya, Selasa (18/4/2022).
Sementara itu, KH Makmun Amin, seorang ulama sesepuh Masjid Agung Kendal menjelaskan, semula bagian atas masjid berupa mustaka yang sudah dua kali diganti, hingga akhirnya berupa kubah seperti sekarang ini.
Pengurus Takmir Masjid Agung, Kyai Masruh menuturkan, bahwa Masjid Agung Kendal, didirikan oleh Wali Joko. "Sedang Wali Sujak dan Wali Hadi yang makamnya berada di belakang masjid adalah generasi penerusnya," ujarnya.
Wali Joko bersama para santri dan kaum muslimin juga membuka lahan pertanian di Kelurahan Kauman, Karangsari, Langenharjo, dan Desa Sukolilan Patebon, yang berjumlah sekitar 49 hektar yang sekarang menjadi bondo masjid dengan status wakaf bersertifikat. "Pembukaan lahan sawah tersebut untuk kebutuhan pemeliharaan masjid dan para santri yang mondok di masjid," tukasnya. (lid)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
