iklan banner Honda atas

PPKM Level 1, Tak Ada Toleransi Kendurkan Prokes

PPKM Level 1, Tak Ada Toleransi Kendurkan Prokes

*PTM Langgar Prokes Langsung Distop

KENDAL - Kabupaten Kendal berada dalam status risiko penularan Covid-19 paling rendah, sehingga menyandang status PPKM Level 1. Namun status ini sama sekali tak mengendurkan upaya Pemkab Kendal dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) 5M, termasuk bagi satuan pendidikan yang sedang menjalani pembelajaran tatap muka (PTM).

"Tugas kita saat ini mempertahankan dan meningkatkan, sehingga harapannya nantinya pandemi Covid-19 ini bisa menjadi endemi," ungkap Kepala Disdikbud Kabupaten Kendal, Wahyu Yusuf Akhmadi, Senin (13/12/2021).

Dikatakan Wahyu, sekolah harus berpartisipasi dalam memutus mata rantai Covid-19 melalui penerapan protokol 5M, di mana standar paling minimal adalah menggunakan masker.

"Saya selaku Kepala Disdikbud punya wewenang atas delegasi dari Bupati untuk menghentikan izin pembelajaran tatap muka terbatas bagi satuan pendidikan PAUD, SD, SMP dan pendidikan non formal," tegas dia.

Wahyu menyatakan, selama PPKM Level 2 lalu banyak sekolah yang dicabut izin penyelenggaraan PTM nya karena abai terhadap prokes, khususnya masker. "Meski kini sudah PPKM Level 1, jika ada satuan pendidikan melakukan kegiatan yang positif dan luar bisa dan mengabaikan masker, maka saat itu juga PTM akan saya hentikan. Tidak ada toleransi. Karena disiplin menerapkan 5M ini harus merupakan prilaku wajib kita," tandasnya.

Disiplin bermasker menurut Wahyu tidak cukup hanya di sekolahan, melainkan juga lingkungan luar sekolah. "Karena siswa hanya 3 jam atau 3x60 menit berada di sekolah. Sisanya, 21 jam berada di luar sekolah, baik itu di masyarakat maupun lingkungan keluarga. Saya minta tak ada klaster di satuan pendidikan. Maka kita semua harus mawas diri," pintanya.

Menurut Wahyu, dunia pendidikan juga punya tanggung jawab untuk mewujudkan visi unggul, yakni menciptakan SDM yang berakhlak mulia dan berbudaya, sehat jasmanai rohani dan memiliki kemampuan daya saing dalam kompetisi global dan revolusi indusstri 4.0.

"Karena siapapun pemimpinnya di level apapun, pasti SDM ini menjadi faktor utama. Secanggih-canggihnya teknologi tidak akan meninggalkan peran manusia di dalamnya. Karena teknologi merupakan buah dari pencapaian intektual dan juga kemampuan dari SDM atau manusianya itu sendiri," jelasnya.

Namun demikian, pembangunan SDM unggul tidak cukup hanya dibebankan ke stakeholder pendidikan, tetapi perlu gotong royong mulai komite sekolah, siswa hingga masyarakat.
(lid)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: