Pedagang Protes, Pengunjung Rutan Dilarang Membawa Makanan dari Luar

BATANG - Sejumlah pedagang memprotes kebijakan Rumah Tahanan (Rutan) Rowobelang Kelas II B Batang yang melarang para pengunjung membawa dan membeli makanan dari luar.

Warto salah seorang pedagang di luar lingkungan Rutan Rowobelang mengatakan, bahwa dirinya kini merasa dirugikan dengan adanya pemberlakuan kebijakan tersebut.

"Omset kami kini berkurang, sejak pemberlakuan aturan tersebut. Kami merasa dirugikan. Karena biasanya banyak keluarga tahanan terlebih dulu membeli makanan di warung kami sebelum masuk ke rutan," ujar Warto, Selasa (11/02/2020).

Menurut Warto, kebijakan larangan itu mulai berlaku sejak awal bulan Januari 2020 lalu. Para pengunjung dilarang membawa makanan, seperti mie instan, gula, teh, dan bahan sembako lainnya.

"Pengunjung hanya boleh membawa makanan dari luar dalam bentuk masakan siap makan. Sedang makanan berupa kebutuhan sembako lainnya hanya boleh dibeli di dalam rutan," katanya.

Ia mengatakan, Rutan Rowobelang mengharuskan para pengunjung membeli kebutuhan makanan di koperasi yang telah disediakan.

"Rutan Rowobelang memiliki koperasi sendiri, yang menyediakan kebutuhan sembako dan perlengkapan lainnya. Sehingga, kini pengunjung dan para tahanan hanya diperbolehkan membeli kebutuhan di koperasi tersebut," bebernya.

Rutan Rowobelang, kata dia, ingin memonopoli para pedagang. Oleh karenanya, ia meminta agar kebijakan itu segera dihapuskan, dan pengunjung kembali diperbolehkan membawa dan membeli makanan dari luar.

"Toh tidak hanya pedagang yang mengeluhkannya, namun para pengunjung juga merasakan hal yang sama. Pengunjung mengatakan kebijakan ini terlalu ribet dan tentunya berat diongkos," ucapnya.

Sebab, tentunya harga kebutuhan makanan yang dijual di dalam rutan lebih mahal dibanding diluar. "Terlebih, untuk membeli makanan dan kebutuhan lainnya di koperasi tersebut, mereka diharuskan menggunakan kartu Brizzi dari Bank BRI. Sehingga koperasi tersebut tidak menerima uang cash," tandasnya. (fel)

Sumber: