Ganjar Berduka, Teman Masa Kecilnya Meninggal Dunia
KARANGANYAR - Duka begitu terasa di raut wajah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat tiba di sebuah rumah teman kecilnya, Kamso di Tawangmangu, Karanganyar, Minggu (19/6). Bukan untuk silaturahmi, Ganjar datang untuk memberikan penghormatan terakhir pada Kamso yang meninggal hari ini.
Ganjar yang tiba di rumah duka sekitar pukul 11.45 WIB langsung disambut hangat keluarga. Usai menyampaikan duka cita, Ganjar langsung mengambil air wudhu dan menyalati almarhum temannya itu. Ia juga duduk bersimpuh sambil mengadahkan tangan.
Ganjar mengatakan sudah beberapa minggu ini mendapat kabar jika Kamso sakit keras dan dirawat di rumah sakit. Menurut informasi teman-teman lain di Tawangmangu, Kamso menderita sakit gula dan asam urat. Padahal lebaran kemarin, Ganjar masih bertemu Kamso dan bercanda bersama.
"Saya dengar delapan hari dia dirawat di rumah sakit. Dan pagi tadi, saya dikabari bahwa teman kecil saya, sahabat main saya telah meninggal dunia. Tentu saya berdoa, mudah-mudahan husnul khatimah," katanya.
Persahabatannya dengan Kamso menurut Ganjar begitu istimewa. Meski jarang bertemu, namun komunikasi masih terus terjalin.
"Dan ternyata saya lihat ada foto saya saat pelantikan jadi gubernur. Terus saat lebaran saya ketemu dia, fotonya juga dipasang di rumahnya. Jadi artinya, ya rasanya sebagai seorang kawan ya betul-betul cerita masa lalu persahabatan itu tetap ada," ucapnya.
Ganjar mengatakan, banyak sekali kenangan masa kecil bersama Kamso. Sebenarnya, Kamso adalah kakak dari teman sekelasnya bernama Ngadimin. Namun karena tinggal kelas, akhirnya Ganjar, Ngadimin dan Kamso jadi teman sekelas dan sering bermain bersama.
"Sebenarnya Kamso itu agak lebih senior dibanding saya, kalau Ngadimin itu bareng, tapi kita sekelas. Adiknya itu lebih pinter, kalau Kamso dulu itu nakal tapi lucu. Ya sekarepe dhewe (semaunya sendiri) ketika sekolah. Tapi sebagai teman dia sangat baik," kenang Ganjar.
Ganjar masih ingat betul saat kecil bersama Kamso. Ia sering berangkat sekolah bareng dengan berjalan kaki. Dan setiap berangkat sekolah, Ganjar tak pernah pakai sepatu. Ia selalu melepas sepatunya dan menentengnya sampai sekolah.
"Berangkat ke sekolah bareng, saya itu ke sekolah nyeker, karena sepatu dicopot dan dicangking. Sampai sekolah dipakai dan pulangnya dilepas lagi. Nah si Kamso ini termasuk yang nggak pernah pakai sepatu," jelasnya.
Ganjar menyebut masih banyak kenangan masa kecil bersama Kamso. Ia tak menyangka, teman kecilnya itu kini telah tiada.
"Ternyata Allah berkehendak lain, dia lebih dulu menghadap. Ya kita berdoa semoga semua amal ibadahnya diterima dan semua dosanya diampuni," tutupnya. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: