Pemkab Pekalongan akan Manfaatkan Embung untuk Persediaan Air Bagi Warga
KAJEN - Untuk mengatasi kekeringan yang terjadi setiap musim kemarau, Pemkab Pekalongan saat ini tengah melakukan kajian untuk memanfaatkan embung menjadi tempat persediaan air untuk warga. Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi mengatakan tak hanya untuk penanganan kelangkaan air bersih di musim kemarau saat ini, namun juga untuk mengantisipasi di tahun-tahun mendatang.
"Kita juga lagi melakukan kajian, untuk memanfaatkan embung-embung (danau buatan) yang ada, yang nantinya kita gunakan untuk persediaan air," katanya di sela dropping air di Dusun Bantul Wetan, Desa Kesesi Kecamatan Kesesi, belum lama ini.
Dijelaskan Bupati Asip, air yang berada di embung terlebih dahulu dilakukan proses water treatment, selanjutnya baru disalurkan ke warga sekitar. Saat ini terdapat lima embung di Kabupaten Pekalongan. "Kita juga sudah survei keberadaan aset-aset air seperti di Sigesing, untuk dilakukan water treatment, agar bisa digunakan warga," ujarnya.
Selain itu, kata Bupati, Pemkab Pekalongan juga telah menyiapkan dana tak terduga sebesar Rp 3 miliar. Dana itu bisa dicairkan sesuai prosedur dan kebutuhan di lapangan.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pekalongan, Budi Raharjo, menjelaskan bahwa catatan pekan lalu ada 26 desa terdampak. Kini terdapat 27 desa dengan 36.302 jiwa terdampak yang tersebar di 11 kecamatan.
"Jumlah jiwa itu ada di 11 kecamatan, yaitu Kecamatan Kandangserang, Karangdadap, Kedungwuni, Wonopringgo, Doro, Karanganyar, Paninggaran, Kesesi, Wonokerto, Sragi dan Kajen," imbuhnya.
BPBD sejauh ini terus melakukan penyaluran air ke desa terdampak. Sejak bulan Agustus 2019 hingga Rabu (16/10/2019), total 378 tangki atau sebanyak 1.775.000 liter air bersih. "Kami sekali kirim bergilir dua truk tangki air, yang satu tangki kapasitasnya 6.000 liter," jelasnya.
Salah satu warga Dusun Bantul Wetan, Desa Kesesi, Kecamatan Kesesi, Trikuati (45), mengatakan bahwa daerahnya mulai mengalami kelangkaan air bersih sejak awal Agustus kemarin. Warga pun mengandalkan air sungai untuk mandi, cuci bahkan untuk minum. "Kadang kalau ada uang ya beli air bersih. Satu galon air Rp 3 ribu, butuhnya sehari sampai 4 galon," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: