"Saya Pernah Dimaki-maki Pengunjung Karena Syarat Masuk yang Ketat.."
**Melihat Operasional Tempat Hiburan Usai Pelonggaran PPKM di Kota Pekalongan
SEJAK pertama menaiki eskalator menuju lantai tempat Bioskop XXI berada, suasana nampak lengang. Begitu sampai di pintu masuk, situasi masih nampak sama. Keriuhan dan antrean pengunjung di loket pembelian tiket yang menjadi pemandangan biasa di bioskop, sama sekali tak terjadi. Konter makanan dan minuman juga tak beroperasi. Di kursi tunggu, hanya tampak satu orang yang menanti jadwal masuk ke studio.
Sebelum masuk ke area dalam, seorang petugas keamanan sudah siap menyambut sekaligus memeriksa persyaratan masuk bagi setiap pengunjung yang datang. Setelah memeriksa suhu petugas meminta pengunjung untuk check-in menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
Penggunaan aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat masuk di lokasi tersebut bukan gimmick semata. Setiap pengunjung diwajibkan meng-scan barcode yang sudah disiapkan. Baru ketika ada kendala, pengunjung bisa menunjukan bukti lain yang menunjukan sudah melakukan vaksinasi dan sedang tidak terpapar Covid-19. Selain wajib menggunakan aplikasi PeduliLindung, anak di bawah usia 12 tahun juga dilarang masuk.
"Memang ketentuanya harus seperti itu. Hanya yang sudah vaksin yang boleh masuk dan itu dibuktikan lewat aplikasi PeduliLindungi. Yang statusnya hijau dan kuning bisa masuk tapu yang merah tidak diperbolehkan. Kami juga masih melarang anak usia di bawah 12 tahun untuk masuk," tutur Manajer Bioskop XXI Transmart Pekalongan, Imam Jamil.
Karena syarat masuk yang ketat itu, banyak pengunjung yang terpaksa ditolak. Dari sejak beroperasi, hampir setiap hari pihak bioskop selalu menolak pengunjung. Dia memperkirakan setidaknya ada 25 persen pengunjung yang datang tapi harus ditolak karena tak bisa menunjukan bukti melakukan vaksinasi maupun ditolak karena membawa anak di bawah 12 tahun. Dia bahkan mengaku pernah dimaki-maki pengunjung karena tidak diperbolehkan masuk.
"Saya bahkan kemarin pernah dimaki-maki. Jadi pengunjung datang satu keluarga dan membawa anak di bawah usia 12 tahun. Kami sudah jelaskan ketentuan dan peraturanya namun mungkin mereka tidak terima. Saya dimaki-maki. Tapi bagaimanapun itu sudah ketentuan dan saya tetap berikan pengertian," tambahnya.
Penerapan syarat masuk ketat dan adanya pembatasan kapasitas, juga berdampak pada jumlah pengunjung bioskop. Imam mencatat, rata-rata per hari hanya ada 40 penonton per studio untuk seluruh jadwal tayang atau sekitar 15 hingga 20 penonton per jadwal tayang. Dengan memiliki tiga studio, berarti rata-rata hanya ada 120 penonton setiap harinya. Saat hari kerja, jumlahnya bisa lebih sedikit.
Jumlah tersebut berbeda jauh dengan kondisi sebelum pandemi. Setiap hari, setidaknya ada 1.000 pengunjung dan pada akhir pekan atau saat ada film bagus, jumlahnya bisa dua kali lipat. "Efeknya memang besar, tapi kami tidak mau ambil risiko. Kami tetap menerapkan syarat sesuai aturan dan prokes yang ketat. Sudah ada Inmendagri dan Inwal yang mengatur. Yang terpenting kami sudah bisa beroperasi dan pelan-pelan bisa meningkatkan jumlah pengunjung kembali," katanya
Selain penerapan syarat masuk yang ketat, dikatakan Imam penerapan prokes juga selalu dijaga. Penerapan jarak tempat duduk di dalam studio, pembatasan kapasitas maksimal 50 persen, pembatasan jam operasional, wajib masker, dilarang makan dan minum dan penyemprotan disinfektan setiap selesai film, tetap dilakukan.
"Kalau prokes sudah diterapkan sejak operasional yang pertama akhir tahun kemarin. Kalau sekarang tambahanya lebih selektif saja untuk pengunjung yang masuk. Untuk penyemprotan disinfektan kami juga lakukan setiap selesai show. Kami menggunakan disinfektan standar internasional yang biasa digunakan di pesawat," jelasnya.
Bioskop memang sempat beroperasi pada akhir tahun 2020 setelah 8 bulan tutup karena adanya pembatasan. Namun baru beroperasi 5 bulan, bioskop harus kembali tutup setelah adanya PPKM Darurat. Baru pada 16 September 2021 lalu kembali buka setelah PPKM Kota Pekalongan turun ke level 2.
Imam menyatakan, pihaknya masih terus berupaya untuk meningkatkan jumlah pengunjung. Promosi terus dilakukan, pemilihan film juga diperhatikan. Sebelum pandemi, minat masyarakat di Kota Pekalongan untuk menonton di bioskop terbilang tinggi. Itulah yang membuat XXI memutuskan membuka dua bioskop di Kota Pekalongan. Selain di Transmart, XXI juga membuka di Pekalongan Square atau Ramayana.
"Setidaknya kami sudah bisa kembali beroperasi. Dengan bioskop yang sudah buka kembali, kami berharap ada efek panjangnya, karena kami ini usaha di hilir. Dalam waktu dekat kami sudah menyiapkan beberapa film yang bagus dan ini juga kami harapkan bisa meningkatkan jumlah pengunjung. Dengan penerapan prokes yang ketat, kami juga ingin agar operasional bioskop ini bisa terus berjalan" harap Imam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: