Sulitnya Menjaga Jarak di Tempat Umum

Sulitnya Menjaga Jarak di Tempat Umum

KEDUNGWUNI - Baik Pemerintah Pusat maupun pemerintah Kabupaten telah mengeluarkan himbauan pelaksanaan aktivitas pola hidup baru atau new normal di masa pandemi agar tetap memerhatikan dan mematuhi protokol kesehatan.

Kendati sudah dilaksanakan, bukan berarti tanpa kendala. Utamanya penerapan dalam aktivitas warga di tempat umum seperti halnya pasar dan tempat ibadah. Sebab tingkat kesadaran masyarakat berbeda satu sama lain. Ada yang patuh, namun tidak sedikit juga yang acuh. Padahal pemerintah kelurahan hampir setiap saat dan kesempatan menyampaikan himbauan pentingnya patuh protokol kesehatan di masa transisi ini.

Hal ini pula yang masih jadi kendala di Kelurahan Kedungwuni Timur, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan. Mengingat wilayah sekitar yang dekat akan central Pasar Kedungwuni, maka dirasa berat dalam mengontrol aktivitas masyarakat untuk patuh protokol utamanya dalam hal jaga jarak atau social distancing.

Hal tersebut yang diungkap Badruzaman, Lurah Kedungwuni Timur, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, ketika ditemui di kantornya, Selasa (23/6/2020). "Paling hanya standar. Yang jelas patuh pada protokol. Tapi seperti di pasar itu agak susah mengatur masyarakatnya. Jadi belum bisa mengikuti secara menyeluruh," ungkapnya.

Lebih lanjut Badruzaman menjelaskan, selain pasar tempat ibadah juga salah satunya tidak secara keseluruhan menerapkan protokol kesehatan, utamanya yang berkaitan dengan jaga jarak. Sementara untuk penyediaan sarana cuci tangan, hand sanitizer, pengukuran suhu tubuh hingga wajib pakai masker kendati tidak secara keseluruhan tapi setidaknya sudah beberapa yang menerapkannya. "Alhamdulillah, sekarang rata-rata cuci tangan ada di setiap musholah dan masjid itu. Sementara itu yang nampak. Untuk jaga jarak, ada yang sudah, ada yang belum," jelasnya.

Kendati di dua tempat itu masih belum sepenuhnya patuh pada protokol kesehatan di era new normal ini, namun dia memastikan bahwa aktivitas pelayanan seperti halnya di kantor kelurahan sudah sepenuhnya menerapkan dan mematuhi protokol kesehatan. Harapannya, hal itu menjadi contoh dan teladan untuk memberikan edukasi dan penyadaran kepada warga untuk juga mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitasnya.

"Kalau di kantor kita sudah maksimal menjaga protokol kesehatan sesuai arahan dari Kabupaten, Pusat maupun dari dinas Kesehatan yang khusus menangani itu. Sebenarnya kegiatan perkumpulan belum ada, kalau misalkan ada rapat terbatas kita juga harus jaga jarak, artinya satu setengah sampai dua meter itu tempat duduknya. Tapi itu juga jarang, hanya rapat intern saja," beber Badruzaman.

Kendati warga masih ada yang mengabaikan protokol kesehatan utamanya yang menjalankan aktivitas di rumah ibadah dan pasar serta pusat keramaian lainnya, namun pemerintah kelurahan tetap konsisten di setiap kesempatan untuk aktif memberikan himbauan, sosialisasi, dan edukasi kepada warga agar senantiasa menjaga dan mematuhi protokol kesehatan.

"Kalau di masyarakat memang kita sudah setiap hari, setiap saat menghimbau. Tetapi kembali kesadaran warga, ada yang sudah sadar, sudah mengikuti anjuran dan masih ada yang kurang. Dan kebanyakan kalau dilihat di lapangan kita tidak bisa memaksa secara aturan, kita hanya sifatnya menghimbau," lanjutnya.

Menurutnya, di era new normal ini warga diajak beradaptasi bukan hanya persoalan ekonomi, tetapi juga bisa menyesuaikan dengan pola hidup dan kebiasaan baru yang menjamin kesehatan.

"Harapan kami, keadaan new normal ini supaya bisa beradaptasi. Karena kita memang harus cepat-cepat beradaptasi, kalau tidak ya otomatis kegiatan perekonomian, sosial budaya dan lain sebagainya juga nanti akan menjadi masalah," imbuhnya.

Bagi Badruzaman, new normal itu di samping menggerakkan roda ekonomi, aktivitas sosial ekonomi dan peribadatan juga berjalan tapi juga mampu menjaga produk kesehatannya. Caranya tentu dengan berusaha beradaptasi dengan adanya new normal ini.

Meskipun pola hidup dan kebiasaan warga masih belum beradaptasi sepenuhnya dengan new normal, namun sampai saat ini di Kelurahan Kedungwuni Timur disebut Badruzaman masih tergolong aman dari penyebaran Covid-19. "Hasil rapid test yang dilakukan di pasar beberap hari lalu memang ada yang reaktif, tapi alhamdulillah hasil swab testnya negatif," tandasnya. (ap3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: