Permintaan Naik Drastis, Produsen Jahe Instan Kewalahan

Permintaan Naik Drastis, Produsen Jahe Instan Kewalahan

TUNJUKKAN - Produsen Jahe Bubuk asal Tersono, Eni, saat menunjukkan barang produksinya.

BATANG - Di tengah pandemi virus corona, banyak masyarakat yang memburu jahe untuk dibuat minuman berkhasiat. Bahkan produsen jahe instan asal Rejosari Barat, Kecamatan Tersono, Eni, mengaku kewalahan memenuhi orderan. Pasalnya, semenjak virus Corona mewabah, masyarakat berbondong-bondong memesan jahe instan.

"Kami sangat kewalahan memenuhi permintaan pasar. Karena pesanan naik hampir tiga kali lipat. Terpaksa kami tolak beberapa permintaan, karena kami hanya bisa memproduksi secara terbatas," terang Eni saat diwawancarai Radar Pekalongan, Selasa (17/3/2020).

Dijelaskan, seharinya Eni hanya mampu memproduksi sekitar enam kilo jahe instan kemasan. Di mana enam kilo tersebut bisa dijadikannya 30 bungkus. Setiap bungkusnya yang berisi sekitar 200 gram ia jual antara Rp 65 ribu sampai Rp 75 ribu.

"Sekarang harganya naik, karena bahan bakunya juga mulai naik. Apalagi gula dan jahe karena corona ini harganya jadi meroket. Sehingga dulunya saya jual Rp 50-60 ribu sekarang untuk reseller sudah Rp65 Ribu. Dan untuk konsumen sudah Rp75 Ribu," jelasnya.

Selain berkhasiat, model minuman instan itu lebih digandrungi masyarakat karena praktis. Masyarakat hanya perlu menyeduh dengan air hangat. Atau, bisa juga ditambahkan dengan susu sesuai dengan selera. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: