Tradisi Cukur Rambut Bajang di Desa Bedagung

Tradisi Cukur Rambut Bajang di Desa Bedagung

DIMANDIKAN - Sebelum rambut bajang dicukur, si anak dimandikan di Kali Tempur di Desa Bedagung, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan. -Hadi Waluyo-

*Nguri Tradisi Leluhur Sembari Angkat Potensi Wisata Lokal

PANINGGARAN - Tradisi potong rambut bajang atau gimbal ternyata tidak hanya ada di Dieng, Banjarnegara saja. Tadisi ini juga terdapat di Desa Bedagung, Kecamatan PANINGGARAN.

Masyarakat setempat menggelar tradisi potong rambut bajang, Jumat (19/5/2023). Ritual ini dipusatkan di Taman Pinus Hutan Bedagung, atau di sekitar Camping Ground Junggle Wood di desa itu.

Rangkaian acara tradisi potong rambut bajang diawali dengan mengiring bocah berambut bajang bernama Fajar Maulana (7) dari rumahnya menuju Kali Tempur yang berjarak sekitar 50 meter dari rumahnya. Setelah sampai di sungai, Fajar kemudian dimandikan di sungai dan dilanjutkan dengan selamatan jajan atau jadah pasar serta daging kambing sebagai syarat untuk melangsungkan pemotongan rambut bajang.

Setelah selesai dimandikan, Fajar yang diiring warga Dukuh Bedagung, Desa Bedagung berjalan menuju taman pinus untuk melangsungkan proses pemotongan rambut.

Panitia pelaksana pemotongan rambut bajang Desa Bedagung, Muhammad Thoifi, pada Radar, Selasa (23/5/2023), tradisi ini sebetulnya telah ada sejak zaman dahulu karena memang banyak anak-anak di Desa Bedagung yang berambut bajang atau gimbal. Namun baru kali ini diperkenalkan secara luas. Terkait pemotongan rambut bajang ini harus melalui tata cara yang telah diatur oleh leluhur, tidak sembarangan. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari hal-hal buruk di kemudian hari.

"Tradisi ini telah dilakukan sejak zaman dahulu secara turun-temurun karena anak-anak sini ada yang terlahir dengan rambut bajang dan tidak pernah dicukur sampai tiba saatnya yang dicukur di rumah. Contohnya adalah hari ini melalui prosesi adat yang telah diatur oleh leluhur. Syaratnya adalah ditandai dengan tanggalnya dua gigi dari anak berambut bajang baru kemudian bisa dilakukan prosesi adat," tutur Thoifi.

Thoifi menambahkan, keunikan yang biasa terjadi adalah ketika sudah mendekati prosesi adat biasanya anak berambut bajang ini biasanya rewel dan apapun yang diminta anak tersebut harus dituruti.

Ia mengatakan, tradisi potong rambut bajang akan dihidupkan lagi dengan kemasan yang lebih menarik. Selain nguri-nguri tradisi leluhur, tradisi itu diharapkan mampu mendukung pengembangan pariwisata di desa itu.

"Di Desa Bedagung ini juga kaya akan wisata alam. Sehingga harapan kami wisata alam di Kabupaten Pekalongan dan khususnya di sini bisa terangkat," kata dia.

Di Desa Bedagung, lanjut dia, sudah ada wisata alam camping ground dan kopi. "Di sini sudah ada camping ground Junggle Wood, kopi, dan yang sedang kita angkat ini tradisi cukur rambut bajang," terang dia.

Orang tua dari anak berambut bajang yaitu Sriyanti mengaku senang dan bersyukur karena prosesi cukur rambut telah usai dan anaknya tidak rewel. Sedangkan permintaan yang diajukan oleh anaknya adalah handphone baru yang akan dibelikan setelah prosesi adat tersebut selesai.

Dirinya berharap semoga anaknya dapat menjadi anak yang sholeh dan juga berbakti kepada orang tua. "Alhamdulillah senang, harapannya semoga sehat selalu, dan untuk Fajar ini mintanya handphone baru", tutur Sriyanti.(had)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: