Prodi Sarjana Farmasi UMPP Ajak Pembina Pondok Pesantren Gelar Pelatihan DAGUSIBU Obat

Prodi Sarjana Farmasi UMPP Ajak Pembina Pondok Pesantren Gelar Pelatihan DAGUSIBU Obat

ANTUSIAS- Nampak antusias para pembina Asrama di Pondok Pesantren IMBS Miftahul Ulum Pekajangan Pekalongan ikut pelatihan DAGUSIBU Obat dari Prodi Sarjana Farmasi UMPP, Sabtu (12/8/2023).-FOTO-Dwi Fusti Hana Pertiwi

PEKALONGAN - Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan, salah satunya dengan minum obat. Namun, sebagian dari mereka yang memakai obat terkadang lupa menerapkan prinsip DAGUSIBU atau singkatan dari Dapat, Gunakan, Simpan, Buang. 

Mengingat hal tersebut, dosen dan mahasiswa Prodi Sarjana Farmasi Universitas Muhammad Pekajangan Pekalongan (UMPP) menggelar kegiatan pengabdian masyarakat dengan turut menggandeng para pembina Asrama Pondok Pesantren Muhammadiyah IMBS Miftahul Ulum Pekajangan, Pekalongan sebagai sasaran peserta.

Dengan menggunakan metode edukasi penyuluhan satu arah dan self learning process serta narasumber tim pengabdian masyarakat yang telah diberi pelatihan oleh Direktorat Pelayanan Kefarmasian Direktorat Jendral Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI kegiatan berjalan antusias.

Turut hadir tim Dosen pengabdian masyarakat sendiri Yakni apt. St. Rahmatullah, S.Farm., M.Si., apt. Ainun Muthoharoh, M.Farm. dan apt. Yulian Wahyu Permadi, S.Farm., M.Si. beserta mahasiswa Prodi Sarjana Farmasi.

Ketua tim pengabdian masyarakat dan penelitian dosen Mahasiswa Prodi Farmasi Sarjana UMPP, apt. St. Rahmatullah, S.Farm., M.Si., mengatakan mengangkat tema DAGUSIBU sebagai materi tak lain untuk memudahkan para pembina asrama tersebut memahami tentang berbagai informasi dari suatu obat. DAGUSIBU sendiri merupakan singkatan dari DApatkan, GUnakan, SImpan dan BUang. Atau lebih tepatnya, slogan ini mengajak pada masyarakat untuk mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan benar. 

Karena, kenyataannya saat ini masih banyak dari mereka yang belum mengetahui cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat dengan baik dan benar.

"Sasaran pertama kami kali ini mengarah pada pondok pesantren. Dimana terdapat penanggungjawab kesehatan dalam hal ini pembina asrama yang berperan memberikan obat langsung pada para santri. Sehingga kami ingin melihat bagaimana pemahaman mereka mengenai DAGUSIBU tersebut," kata Rahma, ditemui dilokasi kegiatan berlangsung Sabtu (12/8/2023).

Penyuluhan ini media yang digunakan berupa powerpoint dan pemutaran video dengan tujuan agar peserta memahami bagaimana cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat dengan baik dan benar. 

Mulai dari pemahaman pertama yakni mendapatkan, apakah obat yang disiapkan oleh pondok pesantren tersebut aman langsung digunakan tanpa resep dokter dan tahu betul dari mana obat tersebut berasal.

Kedua Digunakan, berkaitan dengan apakah obat tersebut sudah sesuai penggunaan nya. Misal sakit demam tentu yang diberikan harusnya obat penurun panas.

Ketiga Disimpan, berkaitan dengan cara penyimpanan obat apakah sudah sesuai dengan aturan. Salah satunya obat disimpan tidak langsung terkena matahari dan terjaga kelembabannya.

Keempat Buang, dalam hal ini berkaitan dengan masa expired obat yang harus dibuang ketempat yang tepat. Misalnya membuang obat tablet, dimana obat terlebih dahulu harus dikeluarkan dari kemasannya sehingga identitas dari obat tersebut dihilangkan.

"Mudah-mudahan dari awal kami telah membuat pretest dan terakhir postest. Harapannya para pembina pondok pesantren ini banyak mendapatkan ilmu dari tema DAGUSIBU hari ini," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: