Dukuh Kebon Batur Bandar Alami Kekeringan, BPBD Gandeng Perumda Droping Air

Dukuh Kebon Batur Bandar Alami Kekeringan, BPBD Gandeng Perumda Droping Air

DROPING AIR - BPBD Batang bersama Perumda Sendang Kamulyan saat droping air bersih untuk wilayah kekeringan di Dukuh Kebon Batur, Wonomerto, Bandar.-Novia Rochmawati-

BATANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang bersama Perumda Air Minum Sendang Kamulyan saling sinergi mengirim pasokan air bersih pada satu padukuhan di daerahnya yang mengalami bencana kekeringan.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Batang, Ulul Azmi, pun membenarkan hal itu. Ia mengatakan, bahwa sudah ada satu padukuhan di Kecamatan Bandar yang mengalami kekeringan air dan mengajukan bantuan droping air bersih.

“Ya, Dukuh Kebon Batur, Desa Wonomerto, Kecamatan Bandar mengajukan permintaan droping air bersih pada BPBD, karena mengalami kelangkaan air bersih. Permintaan itu langsung kami tanggapi dengan menggandeng Perumda Air Minum Sendang Kamulyan,” ujar Ulul, Minggu (20/8/2023).

Droping air, kata Ulul, mulai dikirim ke Dukuh Kebon Batur sejak Rabu (16/8/2023) kemarin. Di mana setiap hari, BPBD dan Perumda Air Minum Sendang Kamulyan mengirim truk tangki berisi air bersih sebanyak 5 ribu liter.

“Sudah kami kirimkan air bersih total 20 ribu liter ke Dukuh Kebon Batur itu, mulai Rabu hingga Sabtu kemarin. Adapun untuk menampung droping air itu, masyarakat membuat tandon darurat menggunakan terpal,” jelasnya.

Dijelaskan dia, bahwa di musim kemarau 2023 ini baru Dukuh Kebon Batur yang merasakan dampak kekeringan dan mengajukan bantuan droping air. Menurutnya, debit air di Dukuh Kebon Batur itu memang mengalami penurunan.

“Pasokan air bersih dari Perumda Air Minum Sendang Kamulyan memang belum masuk ke dukuh tersebut. Selama ini masyarakat masih memanfaatkan Pamsimas, mata air (Tuk), dan mungkin sebagian aliran sungai,” katanya.

Ditambahkan dia, bahwa terdapat 70 an KK yang bermukim di 50 an rumah di Dukuh Kebon Batur itu. Menurutnya, Kelangkaan air bersih di dukuh tersebut merupakan dampak dar fenomena El-Nino

Sebelumnya dikatakan Ulul, bahwa fenomena El Nino dapat menyebabkan kekeringan, sehingga perlu dilakukan antisipasi. 

Lebih lanjut, bahwa El Nino adalah fenomena peningkatan suhu permukaan laut di wilayah Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, di atas kondisi normal.

Dampak dari peningkatan suhu ini adalah pergeseran potensi pertumbuhan awan dari wilayah Indonesia ke wilayah Samudra Pasifik bagian tengah dan timur.

"Ada beberapa hal yang perlu diwaspasai pada fenomena ini, yakni kekeringan sumber daya air bersih, potensi gagal panen, risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla), kebakaran rumah pemukiman, serta banjir rob," katanya. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: