Dampak Kekeringan di Pekalongan, Ibu Rumah Tangga Bolak Balik Ngangsu Air di Sungai
![Dampak Kekeringan di Pekalongan, Ibu Rumah Tangga Bolak Balik Ngangsu Air di Sungai](https://radarpekalongan.disway.id/upload/2c5442a456a7b75ecb73a01bec509b42.jpg)
Bupati Pekalongan Fadia Arafiq saat pantau dropping air bersih di Desa Kedungkebo Kecamatan Karangdadap yang alami kekeringan akibat dampak el nino.-Hadi Waluyo-
KAJEN,RADARPEKALONGAN - Dampak kekeringan di Pekalongan kian dirasakan masyarakat. Akibat sumber air bersih di perkampungan debitnya menyusut, ibu-ibu rumah tangga terpaksa bolak-balik ngangsu air di sungai untuk mandi.
Untuk mencuci pun warga terpaksa melakukannya di sungai, sehingga beban harian mereka kian bertambah. Padahal, jarak rumah dengan sungai cukup jauh.
Sementara untuk memasak, warga di beberapa pedukuhan di Kabupaten Pekalongan terpaksa mengandalkan bantuan dropping air bersih dari Pemkab Pekalongan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Mereka pun harus pintar dalam menggunakan air bersih bantuan pemkab tersebut. Sebab, dropping dilakukan dalam sepekan dua kali. Sehingga jika tidak bisa menghemat air bersih, maka terpaksa merogoh uang untuk membeli air galonan.
Baca lagi:Dampak El Nino, 7 Desa di Kabupaten Pekalongan Kekeringan
Khunayah (34), warga Desa Kedungkebo, Kecamatan Karangdadap, Kabupaten Pekalongan, Senin, 11 September 2023, mengatakan, kesulitan air bersih di kampungnya sudah terjadi sejak tiga bulan terakhir ini.
Namun sejak pertengahan Agustus sampai awal September ini, kata dia, kekeringan makin parah. Lantaran Pamsimas di desanya sudah tak mengeluarkan air. Ditambah sungai terdekat juga makin mengering.
Menurutnya, pemkab Pekalongan sudah menyuplai air ke desanya. Dilakukan secara rutin dua kali seminggu. Namun, kata dia, jatah suplai air itu hanya cukup untuk kebutuhan memasak dan mencuci beras.
"Untuk mandi, kami harus ngambil air di sungai. Ngangsu airnya cukup jauh jika jalan kaki, makanya saya biasanya mondar-mandir ngangsu air naik motor," ungkap dia.
Ibu rumah tangga ini mengaku harus pandai menghemat jatah suplai air bersih dari pemerintah. Ia mengaku mendapat jatah lima galon air tiap ada dropping air bersih. Sebenarnya jumlah itu hanya cukup untuk kebutuhan sehari. Dengan kekeringan yang kian parah, ia harus bisa mengelola lima galon itu untuk beberapa hari.
"Untuk mandi dan mencuci pakaian ya tetap ke sungai untuk ngangsu ambil airnya," ucap Khunayah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: