Keluarga Supriyono jadi Korban Orderan Fiktif, Dari Makanan sampai 28 Mobil Rental

Keluarga Supriyono jadi Korban Orderan Fiktif, Dari Makanan sampai 28 Mobil Rental

RESAH - Supriyono dan anaknya, Syahrul, mengaku resah dengan banyaknya orderan fiktif yang dikirimkan ke alamat rumah mereka.-saefudin-

*Dari Makanan sampai 28 Mobil Rental

KENDAL - Nasib malang menimpa keluarga Supriyono di Kampung Kendayaan, Desa Karangayu, Kecamatan Cepiring, Kendal. Mereka mengalami teror orderan fiktif yang membuat stres seisi rumah. Meski tak pernah memesan apapun, sejumlah orderan dari makanan, perabot, sampai 28 mobil rental silih berganti berdatangan ke rumahnya.

Keluarga ini diduga menjadi korban teror orderan fiktif yang dialamatkan pelaku ke rumahnya. Seluruh anggota keluarga benar-benar tertekan dan stres, karena nyaris setiap hari ada kiriman orderan ke rumahnya yang tidak pernah mereka pesan. Puncaknya adalah kejadian Minggu (15/10/2023) malam kemarin, di mana sebanyak 28 mobil rental dan ojek online secara bersamaan mendatangi rumahnya.

Para pengemudi mobil rental sampai taksi itu pun meminta penjelasan Supriyono terkait orderan yang mereka terima. Para driver ini pun akhirnya menyadari bahwa mereka telah tertipu orderan  fiktif.

 Diceritakan Supriyono, rangkaian kejadian orderan fiktif bertubi-tubi ini telah berlangsung sejak awal September lalu.  Ia yang didampingi putranya, Syahrul Maulana, mengaku bingung dengan banyaknya kiriman barang ke rumah mereka. Padahal, mereka sama sekali tak pernah memesan barang-barang tersebut. "Hampir setiap hari orderan datang ke rumah kami, sampai-sampai anggota keluarga menjadi resah dan takut," tuturnya, Selasa (17/10/2023).

 Diakui Supriyono, semua orderan tersebut memang atas nama Syahrul Maulana, anaknya. Baik nama maupun alamatnya sesuai semua. Namun dia memastikan sang anak tidak pernah memesan barang-barang tersebut. "Nama dan alamatnya memang sama dengan anak saya. Tapi nomor telepon yang memesan itu bukan nomor Syahrul Maulana, anak saya," terangnya. 

Dijelaskan, barang-barang yang berdatangan ke rumahnya itu dipesan melalui telepon dan pesan whatsapp. Hanya saja, setiap dihubungi nomor pemesan itu tidak pernah menjawab panggilan. "Nomor itu hanya memesan dan mengarahkan pengiriman barang ke alamat rumah kami," tukas Supriyono.

 Terkait jenis barang-barang yang dikirim ke rumahnya itu, Supriyono menyebut ada banyak dan beragam. Dia mencontohkan pernah didatangi satu pick up membawa pesanan buah anggur dari Purbalingga, lalu mebel dari Jepara, material bangunan dari Batang, hingga orderan makanan yang meminta pengantar untuk menagih uang ke penerima, yakni Syahrul Maulana.

“ Asli, saya atau anak saya itu gak merasa  pesan namun  hampir tiap hari ada  barang datang. Nnama dan alamatnya memang benar saya,  namun saya tidak pernah merasa  pesan. Dulu awalnya  saya  bayar, namun  kok tiap hari ada kiriman, akhirnya ya saya  toklak,” jelas Supriyono.

Pengakuan senada disampaikan Syahrul Maulana. Dia merasa selama ini tak pernah memesan barang apapun. Pun dirinya tak pernah tahu, siapa yang memesan berbagai barang untuk diantar ke rumahnya itu.

Dia pun mengenang awal teror orderan fiktif ini berlangsung, yakni saat rumahnya didatangi jasa pengantaran ojek online. Saat itu driver membawa barang pesanan dari minimarket.

 “Pesanan pertama melaluia grab dari indomaret, saya  juga kaget saya gak pernah pesan kok ada  kiriman. Iitu pertama  pesanan datang tanggal 4 Maret 2023, selanjutnya  ada  TV, mebeler meja kursi, kasur pada  datang padahal saya  tidak pernah pesan namuin  alamatnya  betul nama dan  rumah saya,” tutur Syahrul.

Karena kejadian beruntun itu, Syahrul dan keluarga pun mengaku resah dan tak bisa hidup tenang. "Kami juga takut, karena saya juga tidak tahu siapa yang sebetulnya telah menteror kami dengan mengorder banyak barang itu. 

"Kami sudah tak tahan juga. Jadi rencananya kami akan melaporkan masalah ini ke kepolisian supaya bisa ditangani dan orderan fiktif ini bisa berakhir," pungkasnya. (sef)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: