Cerita Nu’aiman Sahabat Nabi yang Jenaka dan Gemar Bercanda, Usilnya membuat Rasulullah SAW Tersenyum Lebar

Cerita Nu’aiman Sahabat Nabi yang Jenaka dan Gemar Bercanda, Usilnya membuat Rasulullah SAW Tersenyum Lebar

Cerita Nu’aiman Sahabat Nabi yang Jenaka dan Gemar Bercanda, Usilnya membuat Rasulullah SAW Tersenyum Lebar -Fabien Bazanegue / Unsplash-

RADARPEKALONGAN – Rasulullah SAW dikelilingi oleh sahabat yang memiliki berbagai macam karakter, tapi cerita Nu’aiman sahabat Nabi yang satu ini berbeda dari kebanyakan sahabat-sahabat Nabi lainnya. 

Kita mengetahui bahwa ada sahabat Nabi yang memiliki karakter keras dan tegas seperti Umar bin Khattab, atau pemalu seperti Utsman bin Affan. 

Tapi, ada juga sahabat Nabi yang gemar bercanda dan sangat usil. Sahabat Nabi yang dimaksud ini adalah Nu’aiman bin Ibnu Amr bin Raf’ah. 

Beliau adalah sahabat Nabi dari kalangan Anshar yang termasuk dalam jajaran Ashabul Badr, karena Nu’aiman menjadi salah satu sahabat yang ikut berjihad dalam Perang Badar bersama Rasulullah SAW. 

Dikisahkan bahwa Nu’aiman adalah satu-satunya orang yang mampu membuat Rasulullah SAW tertawa hingga memperlihatkan gigi gerahamnya. Padahal biasanya, Rasulullah SAW hanya tersenyum pada orang-orang di sekitarnya. 

Di artikel ini, kita akan mengulik sedikit dari cerita Nu’aiman sahabat Nabi yang usil dan jenaka. 

Simak ceritanya! 

BACA JUGA: Kisah Uwais Al Qarni, Sang Penghuni Langit yang Berbakti Kepada Ibunya

BACA JUGA: Jejak Perjuangan dan Kecerdasan Menantu Rasulullah SAW: Kisah Ali bin Abi Thalib, Si Gerbang Pengetahuan

Cerita Nu’aiman sahabat Nabi yang Menjual Temannya Sendiri 

Cerita Nu’aiman sahabat Nabi yang usil yang pertama adalah ketika dia dengan sengaja ‘menjual’ temannya sendiri pada orang-orang Syam. 

Saat itu, Nu’aiman diajak untuk berdagang bersama oleh Abu Bakar As Shiddiq dan para sahabat lainnya ke negeri Syam, negeri yang pada saat itu sangat maju. 

Salah satu dari rombongan itu terdapat Suwaibith bin Harmalah, yang ditugaskan untuk pasokan menjaga makanan. 

Ketika hari menjelang siang dan Nu’aiman sudah merasa lapar, dia menemui Suwaibith untuk meminta sepotong roti. Namun dengan amanahnya, Suwaibith menolak. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: