Kurangi Banjir, Buka Tutup Pintu Air secara Manual
**Warga Tiap Hari Harus Buka Tutup Pintu Air
KOTA - Selama musibah banjir melanda Kota Pekalongan hampir satu bulan ini, warga di Pantaisari Kelurahan Panjang Baru, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan harus selalu siaga di bibir pantai. Mereka secara bergantian berjaga di dekat pintu air dan mesin pompa yang ada di Jalan Kunti Utara, Pantaisari.
Apa yang mereka lakukan itu sebagai langkah antisipasi jika sewaktu-waktu banjir rob akibat gelombang pasang datang. Mereka juga berjaga dan mengoperasionalkan mesin pompa penyedot air bantuan dari pemerintah pusat yang ada di situ untuk menyedot genangan banjir dari permukiman.
Ketua RW 10 Kelurahan Panjang Baru, Dani, menuturkan, warga setiap harinya secara bersama-sama harus membuka tutup pintu air di ujung saluran yang ada di tepi pantai secara manual. Pintu air dibuka apabila air laut surut agar genangan air dari permukiman yang dialirkan melalui saluran di situ bisa mengalir ke laut. Sebaliknya, jika diperkirakan air laut akan pasang, maka warga secara cepat bersama-sama menutup pintu air tersebut untuk mencegah air lau menggenangi permukiman.
"Kami di Kelurahan Panjang Baru ini setiap harinya aktif membuka tutup pintu air secara manual. Kami melakukannya dengan melihat tabel pasang surut air laut dari pihak pelabuhan. Selama bulan Februari ini, berdasar tabel pasang surut, air laut akan pasang di sore hari, kemudian surut besok pagi. Sebagaimana hari ini, air mulai pasang jam 3 sore dan surut jam 7 pagi besok," kata Dani, Rabu (24/2/2021) sore.
Dia menambahkan, di lokasi tersebut juga telah ada mesin pompa penyedot air mobile hasil bantuan dari Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai. Selama banjir, mesin pompa itu diperasikan terus untuk menyedot genangan banjir dari permukiman warga di wilayah Panjang Baru, Kandang Panjang, hingga Panjang Wetan.
"Adanya pompa air ini cukup membantu mengurangi genangan banjir di permukiman. Selama banjir ini operasional terus," ungkapnya.
Sementara itu, Kabid Sumber Daya Air pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Pekalongan Khaerudin mengungkapkan selama banjir ini mesin-mesin pompa terus beroperasi siang dan malam. Namun demikian, pihaknya mengakui kalau kapasitas pompa yang ada belum mencukupi.
"Siang malam pompa gaspol terus. Tetapi karena genangannya besar maka perlu waktu untuk menghilangkan genangan-genangan banjir tersebut. Sementara ini kita ada 21 pompa permanen dan 6 pompa mobile ditambah pompa bantuan dari BBWS," ungkapnya.
Disinggung apakah perlu menjebol tanggul pantai untuk percepatan mengurangi genangan banjir sebagaimana yang dilakukan daerah tetangga (Kabupaten Pekalongan), menurut Khaerudin tidak perlu. Itu dikarenakan Kota Pekalongan sudah punya beberapa pintu air yang langsung berhadapan dengan laut.
"Kota Pekalongan tanpa membobol tanggul sudah ada tiga pintu saluran yang terhubung langsung dengan laut dan biasa dibuka saat air surut, kemudian ditutup saat air laut naik. Ketiga pintu tersebut yakni pintu atau saluran Pantaisari Panjang Baru, pintu pompa Sepucung Panjang Wetan, dan pintu pompa Clumprit Degayu," tuturnya. (way)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: