Loyalitas Tanpa Batas, 20 Tahun Menjadi Sales Nasmoco Pekalongan
KOTA - 20 Tahun bukan waktu yang singkat untuk menjalani sebuah profesi yang sama dan konsisten. Tetapi, dalam rentang waktu tersebut terus digunakan belajar menjadi lebih baik setiap saat dan selalu meyalani dengan sepenuh hati. Ya, dialah Budi Maryono, Marketing Exesekutif atau Senior Marketing Nasmoco Pekalongan. Lahir di pekalongan 43 tahun yang lalu, ia menyelesaikan pendidikan akhir di STIKUBANK Semarang.
Dalam berkarier, bapak dua anak ini menjalani profesi sebagai Marketing di Nasmoco Pekalongan sejak tahun 2000 hingga sekarang. Sebelum di Nasmoco Pekalongan, ia menjalani profesi sebagai sales di beberapa bidang, diantaranya sebagai sales komputer yang jadi hobbynya sampai sekarang.
Beberapa pelatihan-pelatihan juga telah ia ikuti dan utamanya di bidang marketing, baik yang diselengggrakan oleh Toyota Astra Motor Jakarta atau PT. New Ratna Motor ( Nasmoco Group ). Om Budi, sapaan akrabnya, lebih senang menyebut profesinya sebagai sales dibanding marketing atau sebutan lainnya.
"Saya kebetulan di Nasmoco sejak tahun 2000, berarti tahun ini sudah 20 tahun lebih. Kalau dibilang passion sih berjualan itu ranah passion saya. Karena jualan kan profesi, jadi saya harus melakukan profesi dengan sungguh-sungguh, kalau saya tidak sungguh maka saya tidak akan sampai sejauh ini," tuturnya saat ditemui di kantor Nasmoco Pekalongan Jl. Raya Kalibanger No.KM. 3, Sokorejo, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Kamis (3/9/2020).
Baginya menjadi Sales adalah profesi yang menyenangkan dan menghasilkan pendapatan yang baik. Sehingga ia terus melayani dengan sepenuh hati, entah konsumen membeli mobil darinya atau tidak.
"Tentang passion sih saya itu lebih ke melayani orang. Saya menerapkan passion saya kedalam profesi saya. Untuk berjualanan mobil itu tidak sekedar transaksional semata, tetapi saya lebih ke arah bagaimana saya melayani konsumen saya setulus hati yang hasil akhirnya akan mempermudah dia dan konsumen saya itu bisa tersenyum," jelasnya.
Sales yang baru-baru ini mendapatkan predikat 'Best Sales' bulan agustus dengan pencapaian penjualan tujuh unit mobil ini tetap konsisten pada prinsip penjualannya bahwa menjual itu harus menyenangkan dan melayani costumer, bukan malah sebaliknya.
"Nggak ada artinya saya berjualan, tetapi membuat orang lain marah ataupun kecewa pada akhirnya. Ya tidak menutup kemungkinan ada beberapa yang kecewa namun sebaik mungkin kita tetap melayani dan berusaha memperbaiki kekecewaan mereka, agar kelak menjadi konsumen loyal ke kita," paparnya.
Konsistensi dan loyalitasnya di Nasmoco Pekalongan selama 20 tahun ini tidak terlepas dari berbagai ilmu dan pengalaman yang ia peroleh dari banyak trainer, bimbingan dari para atasan baik supervisor maupun branch manager dan ia tidak pernah malu belajar dari junior-juniornya.
"Bimbingan dari Sales Supervisor Nasmoco dari bapak Heru Indra dan Kepala Cabang Nasmoco sendiri, Pak Raymond A. tidak terlepas dari mereka. Apalagi kita team work, tentu tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Artinya kesuksesan penjualan saya itu berkat semua atasan saya, dan semua tim yang ada, termasuk admin, bengkel dan lainnya," tegas Budi.
Satu hal yang membuat dia bertahan hingga 20 tahun adalah karena konsep jalinan kekeluargaan di Nasmoco Pekalongan terbangun apik. "Di Nasmoco ini tidak semata-mata mencari materi tetapi kekeluargaan dan jaminan kesehatan bagi keluarga. Itu salah satu yang membuat saya bertahan," imbuhnya.
Dia menjelaskan bahwa selama menjadi sales, tantangan terberatnya hanyalah melawan rasa malas dan jenuh. Sebab kata dia pekerjaan yang dilakukannya adalah pekerjaan rutin dan monoton setiap hari. Namun dia bersyukur karena di masa pandemi, dia bisa buktikan dengan hasil yang cukup memuaskan tentu tak lepas dari jalinan hubungan baik dengan costumer. "Jadi orang beli nggak beli, saya menjalin hubungan baik. Jadi dia butuh apapun saya layani saya solusikan," imbuhnya.
Bahkan kata dia, saking lamanya menjadi Sales, ia bahkan memiliki costumer hingga tiga generasi. "Jadi dari generasi pertama hingga ketiga saya layani. Kakeknya beli sama saya, bapaknya beli sama saya dan anaknya beli sama saya. Sampai sekarang cucu juga beli sama saya," ujarnya.
Dengan usia yang tidak muda lagi, Budi tidak malu belajar dari para junior berkaitan dengan mengupdate pengetahuan utamanya teknologi. Dan dia mengaku baru akan berhenti kecuali Nasmoco Pekalongan sudah tidak membutuhkannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: