Perkuat Kinerja K3 di PLTU Batang, BPI-Satwasker Wilayah Pekalongan dan Disnaker Batang Gelar Rapat Koordinasi

BATANG – Untuk memperkuat kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PLTU Batang, PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) bersama Satuan Pengawasan Ketenagakerjaan (Satwasker) Wilayah Pekalongan dan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Batang adakan rapat koordinasi.

Manajer Umum HSE BPI, Josman Ginting memberikan penghargaan atas partisipasi para pejabat serta tim Satwasker Wilayah Pekalongan dan Disnaker Batang. 

Pertemuan ini diharapkan dapat mempererat koordinasi dan kolaborasi antara BPI dengan instansi pemerintah guna meningkatkan efektivitas K3.

Pada acara tersebut, tim P2K3 BPI yang diwakili oleh Ketua P2K3 Herlan Widodo memaparkan kinerja K3 di PLTU Batang periode 2023 dan Kegiatan Bulan K3 Nasional 2024.

Selain itu juga menginformasikan bahwa dalam waktu dekat akan melaksanakan Latihan Tanggap Darurat bersama Tim Pemadam Kebakaran Pemkab Batang. 

"Kami berharap pihak pemerintah dapat memberikan masukan-masukan yang dapat meningkatkan kinerja K3 kami," kata Josman Ginting. 

Josman menambahkan, "Kami mengharapkan saran dari pemerintah yang bisa membantu peningkatan efisiensi K3 di BPI."

Di sisi lain, Kepala Satwasker Wilayah Pekalongan, Widiatmo menyatakan penghargaannya terhadap upaya BPI yang terus menerus berkoordinasi dengan pihak pemerintah melalui Satwasker untuk memajukan standar K3. 

Menurutnya, pertemuan koordinasi ini merupakan yang kedua sejak BPI mulai beroperasi.

"BPI, yang merupakan perusahaan yang baru beroperasi, telah menunjukkan kemampuan dan keberhasilan dalam penerapan K3 yang efektif dan bisa menjadi model bagi perusahaan lain di Kabupaten Batang dan wilayah sekitarnya," terang Widiatmo.

BPI berdedikasi untuk terus memprioritaskan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip K3 secara menyeluruh dan berkelanjutan. 

Selain itu, BPI juga berkomitmen pada aspek lingkungan dan Keselamatan Ketenagalistrikan (K2), dengan tujuan menciptakan lingkungan kerja yang stabil dan aman untuk instalasi.

"Selain itu juga agar terhindar dari risiko bagi manusia dan makhluk hidup lain, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan," tandas Widiatmoko. (*)

Sumber: