Mbah Wali Nurul Anom Kranji, Ulama Besar dari Pekalongan yang Memiliki Tanda Kewalian Sejak Lahir
Makam Mbah Kyai Nurul Anom-aisjawatengah-
BACA JUGA:Jejak Sejarah Wali di Pekalongan, Inilah 3 Makam Wali Besar di Makam Sapuro
Sepulang dari Makkah, konon perjalanan pulang beliau ditempuh dengan menaiki atau digendong jin yang merupakan murid ayahnya. Mbah Muhammad Nur memang dikenal memiliki banyak santri dari kalangan bangsa jin.
Tiba di Pekalongan Kyai Nurul Anom kemudian meminta izin ayahnya untuk mendirikan pondok dan masjid di tengah hutan yang tidak jauh dari tempat lahirnya.
Di hutan yang terdapat banyak pohon asem kranji tersebut Mbah Kyai Nurul Anom mengajar dan berdakwah.
Berdirinya pondok milik Mbah Wali Nurul Anom menarik perhatian masyarakat sekitar, banyak dari mereka dan orang-orang luar daerah yang ikut mengaji kepada beliau.
BACA JUGA:Habib Ahmad bin Abdullah Al-Athas Pekalongan: Ulama Besar yang Istiqamah dan Zuhud
BACA JUGA:KH Syafi'i Pringlangu: Perjuangan KH Syafi'i bersama Masyarakat Pekalongan dalam Mengusir Penjajah
Maka dari itu penamaan desa tersebut bisa diambil dari 2 hal, yakni dari banyaknya pohon asem kranji dan bisa juga diambil dari singkatan kranji yang berarti pekarangan untuk mengaji.
Dari pondok yang dirintis oleh Kyai Nurul Anom tersebut menjadikan masyarakat kranji sampai sekarang dikenal agamis.
Untuk mengenang jasa Mbah Wali Nurul Anom Kranji, masyarakat selalu mengadakn haul beliau di pertengahan bulan Rajab. Setiap tahunnya acara haul selalu dipadati para jamaah yang ingin mengenang sekaligus meraup keberkahan dari wali agung tersebut.
Demikian artikel tentang Mbah Wali Nurul Anom Kranji, Kabupaten Pekalongan. Semoga bermanfaat.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: