Palereman Tombak Pusaka Kyai Abirawa, dari Pihak Keluarga untuk Disimpan di Pendopo Pemkab

Palereman Tombak Pusaka Kyai Abirawa, dari Pihak Keluarga untuk Disimpan di Pendopo Pemkab

BATANG - Ratusan warga Batang memadati sepanjang jalan mulai dari Dr Wahidin, Ahmad Yani hingga Veteran. Mereka ingin menyaksikan secara langsung Pusaka Tombak Abirawa yang dikirap dari Kantor Kelurahan Kauman ke Pendopo Kabupaten Batang, Sabtu (30/3). Kegiatan ini juga menjadi salah satu agenda dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Batang ke-53, Sabtu (30/3).

Bupati Wihaji dan keturunan pendiri Kabupaten Batang bersama-sama membawa tombak Abirawa untuk disimpan di Pendopo Pemkab Batang. (Dok Istimewa)

Prosesi kirab tersebut merupakan bagian dari agenda Palereman atau persemayaman tombak Abirawa yang sebelumnya disimpan oleh ahli waris, untuk selanjutnya disimpan di pendopo Pemerintah Kabupaten Batang.

Kirap sendiri diikuti iring-iringan Kepala OPD Batang beserta Para Camat, dan berakhir di Aula Pemkab Batang yang disambut pasangan Bupati dan Wakil Bupati Batang, Wihaji-Suyono serta Sekda Nasikhin.

Tombak Pusaka Kyai Abirawa, dengan panjang sekitar 6 meter ini, merupakan peninggalan Kanjeng Sunan Raden Sayid Nur Rochmat atau Kanjeng Sunan Sendang. Beliau berasal dari Desa Sendang duwur Kecamatan Pacitan Kabupaten Lamongan. Selain tombak Abirawa, ada pula 7 pusaka pengiring yang ikut dikirab.

Sebelum Pusaka kebesaran di kirab, pada Jum'at malam dilakukan tirakatan dan penjamasan pusaka yang terdiri 8 tombak dan dua Keris.

Bupari Batang Wihaji usai menerima pusaka mengatakan, ritual boyongan pusaka merupakan lebih pada seni budaya jawa. Selain itu juga untuk menghormati para leluhur, dan mengenang asal usul sejarah para pejuang yang melahirkan Batang.

"Hari ini kita boyong salah satu piandel ( senjata pusaka) tombak Abirawa, yang dalam sejarahnya pusaka tersebut untuk mbabat alas mulai dari Pasuruan, Lamongan dan Batang," ungkap Wihaji.

Pemkab sangat menghormati sejarah para pendahulu pendiri Kabupaten Batang, dan acara kirap serta Palereman sebagai wujud syukur, bukan pada tombaknya, tapi merupakan simbul pada sejarahnya yang memiliki sejarah panjang.

"Sejarah dan budaya ini kita uri - uri, dan pusaka kita tempatkan ditempat yang sangat layak. Termasuk tombak Abirawa yang asli, yang selama ini ditunggu," lanjut Bupati.

Bupati juga menyampaikan rasa terimakasih kepada ahli waris yang telah menyerahkan ke Pemkab Batang. Yang secara suka rela dan ikhlas di tempatkan di Pendopo Kabupaten Batang.

"Ini ritual boyongan dari keluarga ke Pemkab, untuk selanjutnya setiap tanggal 8 April tetap kita kirabkan pusak yang asli. Mengingay selama ini yang dikirap hanya duplikatnya saja," beber Wihaji.

Ahli waris Pusaka Tombak Abirawa Saifullah mengatakan, bahwa sebenarnya Tombak Abirawa sudah menjadi senjata kebesaran Kabupaten Batang. Yang pengakuanya jauh lebih besar dari keturunan ahli waris, tapi masyarakat Batang keseluruhan.

"Pihak keturunan ahli waris merasa sudah selayaknya Tombak Abirawa menjadi senjata kebesaran Kabupaten Batang. Maka paling layak ditempatkan di Pendopo Kabupaten," kata Saifulah.

Pihak keluarga sudah mengikhlaskan dan sudah melalui musyawarah keluarga, untuk senjata pusaka boyongan dari tempat keturunan ke pendopo Pemkab Kabupaten Batang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: