Tingkatkan Literasi & Pengabadian Budaya, Mahasiswa KKN TIM II Undip Buat Buku Cerita Asal Usul Desa Kalijambe

Tingkatkan Literasi & Pengabadian Budaya, Mahasiswa KKN TIM II Undip Buat Buku Cerita Asal Usul Desa Kalijambe

SERAHKAN - Penyerahan buku asal usul Desa Kalijambe kepada Kepala Desa setempat --

RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Pada 12 Agustus 2024, Ahimsa Dhiya Kamilia, mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro dari Program Studi Antropologi Sosial UNDIP membuat buku cerita asal usul Desa Kalijambe sebagai salah satu project monodisiplin KKN nya. KKN pada periode kedua Universitas Diponegoro berlangsung sejak 10 Juli 2024 hingga 19 Agustus 2024. Project tersebut merupakan satu dari empat program kerja berupa dua monodisiplin dan dua multidisiplin yang harus dilaksanakan selama keberjalanan KKN

Disampaikan penulis buku tersebut Ahimsa Dhiya Kamilia bahwa ide buku cerita berangkat dari realita kehidupan atas modernitas yang membuat generasi muda banyak memberikan perhatian lebih terhadap gadget. Perkembangan kehidupan cukup merubah kebiasaan anak anak terhadap bacaan. Selain itu, cerita asal usul desa sebagai salah satu identitas desa menjadi suatu kebudayaan yang perlu dilestarikan eksistensinya. Kehidupan yang semakin modern membuat manusia banyak menanti hal menarik kedepan, namun perlu adanya perhatian khusus terhadap masa lampau yang membentuk identitas masyarakatnya. Melalui dua aspek tersebut, ide pembuatan buku cerita asal usul desa ini hadir. Program kerja pembuatan buku cerita diterima dengan baik oleh pihak desa.

"Tujuan dibuatnya buku cerita asal usul Desa Kalijambe adalah sebagai bentuk pelestarian budaya lokal yang menjadi identitas dari Desa Kalijambe. Buku ini diharapkan dapat menjadi alat pendidikan bagi generasi muda untuk meningkatkan literasi anak," ungkap Ahimsa.

Menurutnya asal usul desa merupakan bagian dari kebudayaan yang menjadikan masyarakatnya kaya akan identitas. Folklor yang dibukukan adalah satu dari sekian banyak warisan budaya yang perlu dilestarikan keberadaannya terutama pada anak-anak sehingga didapatkan pola pikir dan perilaku yang senantiasa selaras dengan identitas kebudayaannya. 

 “Pembuatan buku cerita ini menarik bagi saya jika melihat anak-anak sekarang yang kurang suka baca buku”, tutur Pak Muh Ikhwan selaku Kepala Desa Kalijambe.

 “Apalagi bukunya berisi tentang identitas desa mereka seperti yang tadi mba KKN katakan, pasti anak-anak akan merasa bangga”, tambahnya. Pak Muh Ikhwan bertekad untuk menyimpan satu buku di Balai Desa Kalijambe dan sisanya ia serahkan ke Sekolah Dasar di sekitar desa dengan harapan para siswa akan membacanya. 

Buku ini berisikan 10 halaman cerita bergambar yang menceritakan bagaimana penyebar Agama Islam bernama Brojo Geni yang terus menyebarkan Islam dengan tangguh pada masa penjajahan Belanda yang cenderung berbahaya. Cerita disusun sedemikian rupa sehingga dapat diterima dengan mudah oleh anak-anak. Didalamnya pun disertai ilustrasi seperti sungai, gajah, dan lainnya yang dapat memberikan gambaran bagi para pembacanya. Selain itu, pada bagian akhir cerita terdapat pesan moral tertulis yang diharapkan dapat dibaca dan diterapkan kepribadian baiknya pada anak-anak.

Dengan memanfaatkan pojok baca dan hari literasi di Sekolah Dasar, anak-anak diharapkan dapat mengenal identitas desa serta menerapkan sisi positif dari cerita. Selain itu, Universitas Diponegoro sendiri menekankan perlu adanya luaran fisik sebagai bentuk peninggalan program kerja sehingga keberadaan buku cerita cetak yang diberikan kepada desa dan sekolah dapat terus dibaca, dimanfaatkan, serta dimaksimalkan keberadaannya.(Mal)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: